Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menuju Hidup Kudus dan Abadi

21 April 2022   16:54 Diperbarui: 21 April 2022   17:03 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sedang beribadah | sumber: radarpekanbaru.com

MENUJU HIDUP KUDUS DAN ABADI

manusia fana cenderung hidup dalam genggaman kuasa demonis
hidup liar
tanpa aturan
hidup yang terfokus pada
hasrat kedagingan
nir spiritual

hidup manusia fana
tenggelam dalam kubangan sekulerisme
yang memberhalakan benda-benda
yang memuja
dan mengedepankan kebebasan
seirama dengan tuntutan roh sekulerisme
agama-agama
memang dianut dan dipeluk oleh manusia fana
tapi hanya berfungsi sebagai status
formalistik
tidak berkaitan
dengan tuntunan moral etik spiritual

ritual agama
rumah ibadah
aktivitas keagamaan
tidak mendapat
tempat yang semestinya
dalam agenda kehidupan manusia sekuler

insan negeri ini
adalah insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
sejatinya hidup mereka takboleh tenggelam dalam kubangan sekulerisme
yang acap berseberangan
dengan agama

kehidupan manusia Indonesia
harus menampilkan
inspirasi agama
dipenuhi dengan aktivitas dan kewajiban keagamaan:
sholat
puasa
tadarus
zikir
beramal
ibadah
penelaahan Alkitab
persekutuan doa
membaca Alkitab
berdiakonia
dan lain sebagainya
sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh masing-masing
agama

umat beriman harus berjuang
menampilkan hidup kudus
agar perjalanan
ke rumah abadi
dilancarkan oleh Tuhan

hidup kudus berarti menjauhi korupsi
menghargai lembaga perkawinan
menghormati perempuan, laki-laki, anak-anak, kaum lansia
hidup kudus juga berarti kesediaan untuk bertobat
kepatuhan terhadap ajaran agama
dan ketentuan perundangan.

Jakarta, 20 April 2022/pk.3.00
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun