HIDUPi USIA TUA DENGAN
SUKACITA
gerimis kecil menetes dari
langit kelabu
awan hitam
menggantung liar
memenuhi kaki langit
nyaris persis dengan apa
yang di prediksi
bmkg kemarin siang
dua hari ini tubuhku selalu saja menggigil
tatkala angin dingin yang lembut
menerpa tubuh
yang berangkat rapuh
tua dan renta
tubuh yang lemah
acap membuat hidup taklagi produktif
gerakan cepat
gesit
trengginas
energik
takmampu lagi
diwujudkan
dalam dunia nyata
kecuali dalam mimpi-mimpi
atau ide-ide platonis yang sempat tersisa
di dinding-dinding memori
memasuki usia
enam puluh tahun
perubahan besar terasa
menghinggapi
tubuh
metabolisme tubuh berubah
signifikan
katarak mengoyak
kuping taklagi
berfungsi optimal
bagian-bagian tubuh yang lain
mengalami
penurunan fungsi
daya pikir, daya ingat
ikut berubah
kadang realitas seperti ini menjadi semacam hambatan dalam merengkuh kehidupan
hanya iman kepada Tuhan
yang kuat dan tangguh
yang menyadarkan kita bahwa usia lanjut
dan kondisi fisik yang menurun
adalah sesuatu yang manusiawi
yang mesti disyukuri
hidupi usia tua
dengan sukacita
dengan iman
kukuh dan tangguh
hindari keluhkesah
komplain
bersungutsungut sambil meratapi kehidupan
kita mesti bersyukur kepada Tuhan
karena Ia telah
mengutus kita
masuk ke dalam
dunia
menebar cinta kasih
memberitakan
kabar sukacita
bagi dunia
bahwa Allah itu
Kasih adanya
dan kita semua
menjadi saksi hidup tentang Allah yang Maha Kasih
andai nanti
kita meninggalkan dunia fana
di renggut omicron
atau gagal jantung
gagal ginjal
diserang ca
atau sebab apapun
kita tetap bersyukur dan bersukacita
karena Tuhan
pernah mengutus kita
bergelut ditengah dunia
membangun
kemanusiaan baru!
Jakarta, 28 Januari 2022/pk 16.46
Weinata Sairin