Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Natal Monumental Natal Kontekstual

23 Desember 2021   08:08 Diperbarui: 23 Desember 2021   08:15 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu ohon natal tertinggi. Sumber: wartakota.tribunnews.com

NATAL MONUMENTAL NATAL KONTEKSTUAL

suasana natal tahun ini
kelihatannya tidak lebih baik daripada natal tahun yang lalu
walau sama-sama
natal dalam cengkeraman pandemi

bahkan beban yang menindih
tahun ini terasa lebih berat
nyaris takkuat kita menanggungnya tanpa kekuatan ilahiah
yang datang dari atas

banyak faktor luaran yang membuat suasana natal
tereduksi
hujan yang turun terusmenerus dibeberapa wilayah nusantara
banjir merendam banyak rumah
menenggelamkan harapan dan masadepan
banyak orang
awan duka yang menggantung
di langit indonesia
karena erupsi semeru merenggut puluhan nyawa
berpuluh jiwa hilang taktahu rimbanya
ribuan pengungsi yang
kehilangan segalanya
mereka hidup di tenda-tenda
takmampu lagi
menangis dan mengucap kata

dunia kita di seantero jagad raya
hidup dalam kecemasan dan galau memukau
karena varian baru corona makin menampakkankedahsyatan
dalam membunuh umat manusia
omicron varian baru
telah merambah ke berpuluh negara
sementara big bos who dan
bill gates
punya prediksi tentang akhir dari pandemi

perayaan natal selain penuh lantunan syukur dan sukacita bagi gereja-gereja dan umat manusia sedunia
sekaligus menyimpan pengalaman traumatik yang menyesakkan dada
pelarangan perayaan natal
pengacauan ibadah natal
bom bunuh diri
yang di ledakkan
dalam ibadah natal
kesemuanya menghadirkan rasa takut bagi sebagian orang

menjelang perayaan natal
terjadi pemberhentian
para pejabat tinggi di lingkup
kementerian
menyisakan pertanyaan
yang mengoyak  nurani tanpa henti

suasana menjelang natal menjadi kehilangan kehidmatannya
karena beragam dinamika yang mengemuka
didepan mata
natal nyaris kehilangan kedalaman makna religiusnya
natal seolah hanya selebrasi, seremoni
dan tidak sepenuhnya sebuah ritual keagamaan
yang mengusung gagasan pembaruan kemanusiaan
dari kekelaman hidup
yang menggerogotinya dari abad je abad

natal ditengah isu omicron membuat para pejabat publik sibuk merancang
syariat baru bagi umat yang bernatal :
prokes makin ketat, ppkm level sekian ditetapkn
umat harus memiliki aplikasi peduli lindungi
dan sebagainya
para lansia uzur yang gaptek
atau gadgetnya jadoel takbisa lagi bernatal di gedung gereja
mereka harus bahagia bernatal di rumah
yang aman ramah dan murah

bagi umat kristiani
natal tetap natal
di gedung gereja atau dirumah
esensi natal takpernah berubah
ada atau tidak ada omicron
natal tetap perayaan kelahiran Yesus Kristus Juru Selamat Manusia
yang menebus dosa-dosa manusia
yang menganugerahkan hidup kekal bagi manusia yang percaya kepadaNya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun