Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hidup Memberi Buah

9 Desember 2021   06:58 Diperbarui: 9 Desember 2021   07:01 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buah | sumber : thisoldhouse.com

HIDUP MEMBERI BUAH

pohon jambu semarang yang
ada dibelakang
rumahku
baru-baru ini
berbuah lebat
kami menyambut dengan sukacita
persis
seperti petani buah-buahan
yang punya berhektar pohon jeruk,
naga atau durian montong
hidup itu perlu menyantap buah
agar vitamin c didalam tubuh
tercukupi
tetapi hidup itu juga perlu berbuah
dan buahnya itu bisa dinimati banyak orang

ternyata tidak semua buah jambu dirumah kami itu menjadi besar
dan bisa dinikmati
sebagian buah
layu dan jatuh ketanah
karena hama
dan sedikit saja
yang bisa dinikmati

ulat-ulat kecil yang takselalu bisa dilihat
acap mengganggu pertumbuhan pohon dan buah
pupuk dan air yang tidak mencukupi
seringkali pohon-pohon tidak menghasilkan
buah
sesuai dengan harapan

hidup kita ini
didesain oleh Sang Pencipta
tidak untuk sekadar hidup
tidak hanya untuk ada dan mengada
untuk presen
hadir
dan selesai

hidup kita ini ada agar pihak lain bisa ada dan mengada
hidup kita harus menghidupkan pihak lain
tanaman, binatang, umat manusia, alam semesta

sebab itu hidup kita ini takboleh dinikmati sendiri
hidup kita ini mesti di bagikan kepada pihak lain

hidup ini sebab itu mesti berbuah lebat
tanahnya
pupuknya
sistem pengairannya
hama pengganggu
kesemuanya mesti dipantau
dan dikelola dengan cerdas
agar dari hidup kita berbuah hal-hal yang baik
yang positif, konstruktif
yang punya makna bagi kemaslahatan orang banyak

sejak kecil orangtua kita mengajar kita bagaimana hidup kita bisa berguna bagi orang lain
dalam diksi yang mereka miliki
saling membantu
saling berbagi
saling mengasihi
dan menyayangi
saling memaafkan
itulah diksi-diksi yang acap diungkapkan oleh orangtua kita saat itu sambil memberi contoh dalam praktik

selama kita masih bernafas
maka hidup kita mesti berbuah
berbuah bagi mereka yang tergerus virus
tergerus lahar panas semeru
tergerus kdrt
tergerus diskriminasi
tergerus oleh mereka yang tidak berjalan di jalan lurus
tergerus karena pelecehan dan kejahatan seksual
tergerus oleh kemiskinan struktural
tergerus oleh berbagai kenyataan hidup yang pahit dan mematikan
yang terusmenerus
hadir dalam episode kehidupan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun