Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Balada Keluarga Milenial

1 Desember 2021   14:31 Diperbarui: 1 Desember 2021   14:58 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BALADA KELUARGA MILENIAL

keluarga milenial bung ricky nampak bahagia
merengkuh kehidupan di era digital
mereka tinggal
di apartemen
agak mewah
di pusat kota
suami istri bekerja
di perusahaan asing
anaknya yang kecil
di titip pada kakek nenek
dipinggir kota

mereka keluarga muda
berfikir rasional dan bertindak
profesional
bosnya orang korea
menyayangi bung ricky
gaji dan bonus
rutin diterima
diatas umr
dan dengan standar us dollar

setahun sekali
mereka berpeluang tamasya ke korea
sambil melakukan studi banding
bung rocky takberhasrat untuk korupsi
semuanya serba tercukupkan
untuk apa berbuat melawan hukum
dan atau berbuat curang

bung ricky dan istri bekerja di kantor yang berbeda
namun mereka saling percaya
pada jam makan siang
mereka bertemu
bersantap makan siang
direstoran korea
atau disebuah hotel mewah
di pusat kota

ayah dan ibu bung ricky
mengasuh anak bung ricky
dalam standar
konvensional
ia diberi jatah waktu untuk bisa gunakan gadget
budaya kosmopolit tidak memungkinkan lagi bung ricky
sowan kepada orangtua mereka
setiap minggu
keduanya sibuk
mengelola pekerjaan
ditengah persaingan global

relasi dengan orangtua tidak sehangat dulu lagi
bung ricky dan istri yang dulu
amat respek kepada orang tua
kini realitas itu
mengalami perubahan drastis
bung ricky dan istri yang dulu
mencium tangan jika bertemu orangtua
tidak lagi terjadi
bung ricky suka KPop sementara
orangtua mereka
hidup dalam lantunan gending-gending jawa yang gemulai dan mendayu-dayu

keluarga-keluarga milenial
hidup dalam gaya modern
yang mengesankan
tercabut dari akar budaya mereka
sikap nunut, patuh dan respek terhadap orang tua nyaris tereduksi
diksi-diksi yang mereka gunakan dalam beriteraksi dengan orang tua
acap berada diluar batas-batas kepatutan
keluarga-keluarga milenial mesti berbenah diri
agar mereka tetap berakar pada tradisi kultural mereka
taat beragama
mengasihi orangtua.

Jakarta, 1 Desember 2021/pk.2.03
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun