Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Adventus Menanti Kristus dengan Hati Tulus dan Kudus

1 Desember 2021   12:37 Diperbarui: 1 Desember 2021   13:00 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung gereja | sumber: tokopedia.com

ADVENTUS
MENANTI KRISTUS
DENGAN HATI TULUS DAN KUDUS

masa-masa adventus
yang berlangsung
empat minggu
terusmenerus
masa-masa indah bagi setiap pribadi umat kristiani
masa-masa adventus tidak hanya terfokus pada ornamen adven
lilin adven warna warni
tirai-tirai sesuai dengan warna liturgis
memberi kesegaran baru
bagi ibadah gereja
ditengah kegamangan
akibat datangnya omicron
corona dalam denominasi baru

masa-masa adventus
adalah masa-masa evaluasi dan introspeksi
bagaimana kondisi spiritualitas kita merespons hambatan tantangan ancaman dan gangguan
yang menyeruak
dipentas zaman

masa adventus
seakan menginterupsi kehidupan rutin kita yang dua tahun ini terasa monoton
dan cenderung kehilangan gairah
didera pandemi
yang takkunjung henti

spirit dan roh adventus takboleh dikurung hanya dalam ruang lingkup komunitas gereja
spirit hari keagamaan harus mampu memberi pengaruh bagi kehidupan masyarakat luas

spirit adventus sebagai hari-hari yang mengalirkan nilai-nilai perdamaian, syukur,sukacita dan pengharapan
harus mampu memberi kontribusi bagi
penguatan masyarakat majemuk indonesia
ditengah masa-masa adventus
media massa masih saja menghadirkan
berita-berita mutilasi, kdrt,
korupsi, cyber crime, debat panas menyongsong 2024
dan sebagainya dan sebagainya

masa adventus
mestinya mendorong komunitas gerejawi
menampilkan hidup kudus
hati yang tulus
dan spiritualitas cerdas bernas!

Jakarta, 1 Desember 2021/pk.10.32
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun