Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hidup Bermuara pada Pencipta

29 November 2021   11:41 Diperbarui: 29 November 2021   12:53 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kel Pdt. Izak Yusuf Sipasulta | Dok Pribadi

HIDUP BERMUARA PADA PENCIPTA

*lamentasi atas  kepergian sobatku terkasih Pdt Izack Yusuf Sipasulta

hidup memang mesti berujung
walau kita taktahu
kapan dan dimana
hidup memang mesti berakhir
walau waktu tempatnya
kita takpernah tahu
itu ranah yang diatas bukan agenda kita
hidup yang fana berujung pada kematian
takada cara dan opsi lain
kematian akan mengubah seluruh kedirian kita menjadi baru sama sekali
agar kita layak memasuki rumah keabadian
milik Sang Pencipta

kematian adalah sebuah interupsi dalam
perjalanan ziarah yang panjang
yang kita tempuh dan rengkuh di dunia fana
dengan keluh dan peluh
dengan diksi yang takterucapkan
dalam kata yang menggumpalkental disanubari

sebagai umat Tuhan
dan hambaNya yang setia
hidup pasti bermuara pada
Sang Maha Pencipta
pada kuasa transenden
yang kita sapa Bapa
dalam nama Anaknya Yang Tunggal Yesus Kristus
Ia telah hidup menyejarah bergulat dengan kematian
wafat pada salib nista
sementara ada
petinggi di sekelilingnya cuci tangan
( bukan prokes)
dan ada juga murid yang menyangkal
namun kita tahu
iman kita mengajar kita
bahwa Yesus yang di persekusi sejak awal dan terkapar pada salib dan dikuburkan
Ia tidak terpenjara pada kubur dan kematian
Ia bangkit
hidup dan naik ke surga
agar umat milikNya yang setia kepadaNya
menikmati surga pada saatnya

sahabatku izack
kita beberapa kali bergerak bersama, berdialog
dalam kapasitas pendeta  gki dan gkp
atau dalam kegiatan persekutuan
3 gereja di cawang jakarta
kita memiliki visi yang sama
dalam memberitakan kabar kesukaan
ditengah kemajemukan
engkau pemikir dan pekerja keras tapi rendah hati dan penuh gagasan
cinta pelayanan
engkau tangguh dan berserah kepada Tuhan dalam melawan
derita yang menerpa hidupmu
ku kagum
ku bangga
hamba Tuhan
memang sejatinya mesti
begitu

sobatku terkasih
engkau telah merampungkan
tugas besar
di dunia fana
memberitakan kabar kesukaan  
kepada banyak orang
mengaplikasikan cinta kasih Yesus dalam dunia nyata
kutahu
siapa yang menjemputmu
kupaham kemana engkau pergi
selamat jalan
sahabatku terkasih
ada luka,duka perih pedih gamang tatkala
kau pergi selamanya
tapi rasa syukur  karena engkau telah memenangkan pertandingan
selamat menikmati
rumah keabadian
rumah sejuk
tanpa derita
dan airmata
tanpa keluh dan peluh
sukacita, tawaria dan bahagia
akan kau alami
tiada henti.

Alm. Pdt Izak Yusuf Sipasulta | Dok Pribadi
Alm. Pdt Izak Yusuf Sipasulta | Dok Pribadi

Jakarta, 29 November 2021/pk 6 40
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun