Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pengharapan Menyalakan Kehidupan

9 November 2021   21:30 Diperbarui: 9 November 2021   21:44 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Optimis | sumber : pexels.com

PENGHARAPAN
MENYALAKAN KEHIDUPAN

 
hidup itu bukan hanya bernapas
bekerja mendatangkan uang
berdagang
berinteraksi
berjemur dibawah
mentari pagi
bercengkerama
dengan orang-orang terdekat
hidup itu wajib memiliki segumpal
pengharapan
yang terus menyala
mengusung spirit
sejatinya tatkala hidup mesti melewati lembah kekelaman

dalam sebuah kehidupan yang normal dan standar
kita mesti terus membangun relasi
berbasis etika
saling respek
antara suami istri
anak dan orangtua
dengan keluarga besar
tetangga
dalam beragam komunitas
relasi yang buruk dalam sebuah keluarga besar
dan dalam masyarakat
takakan mampu
membuat sebuah keluarga eksis
aman dan nyaman
walau ada pengharapan
menyala didalamnya

pengharapan itu
membuat kehidupan menjadi dinamik dan energik
tidak diam dan stagnan
nir gerak
mengapa para pemulung setia datang mengais sampah ke tpa
mengapa para penambang mau
mempertaruhkn nyawa berada dalam lubang yang dalam mencari emas atau nikel
mengapa para pengemis lebih suka meneruskan profesinya dijalanan
ketimbang diberi pelatihan keterampilan
oleh pemerintah
ya karena mereka
memiliki pengharapan
bahwa di lokus-lokus itu
mereka akan tetap hidup
bahkan mengalami hal-hal baru

harapan
pengharapan itu
menyalakan kehidupan
harapan dan pengharapan
menjadi spirit
kekuatan maha dahsyat
agar hidup itu terus mewujud
tidak menyerah kalah
oleh apapun dan siapapun
kita yang kini uzur dilumat usia tua
yang terbaring di ranjang-ranjang rumah sakit
yang didera penyakit jantung
paru, astma, ca
dan entah apa lagj
kita yang menderita
karena uang pensiun yang sedikit itu macet
kita yang bergumul karena
soal-soal internal keluarga
kita takakan pernah kehilangan
pengharapan
sampai kematian merenggut
kita umat beragama
pengharapan kita
bersumber pada ajaran agama
kita mesti tetap segar dan tegar
menjalani kehidupan bagaimanapun sulitnya
kita memiliki iman
pengharapan dan kasih
teruslah berjalan
hingga mencapai titik akhir!

Jakarta, 9 November 2021/pk 2.22
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun