Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berjalan di Jalan Tuhan

6 November 2021   06:23 Diperbarui: 6 November 2021   06:31 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi berjalan bersama Tuhan | sumber: jtdyer.com

BERJALAN DI JALAN TUHAN

pagi lembut turun menguak sejarah baru
ku bergegas tinggalkan ranjangtua
dengan segepok mimpi zaman baheula
yang sporadis
tanpa fokus
mimpi-mimpi triumpalisme
atau melankolis
yang sempat tersisa
menggumpal kental
melumuri alam pikiran

kata orang bijak
hidup itu takboleh
terbelenggu mimpi
apalagi terkulai
dibawah selimut dan bantal
hidup itu mesti bergerak
melangkah
mengayuh perjalanan walau hanya selangkah-selangkah dan tertatih-tatih
hidup takboleh diam
nir gerak

kuingat jelas
waktu ku kecil
orangtuaku bangun setiap pukul empat pagi
di musim buah
ayah meminta petani-petani yang lebih muda yang biasa membantunya
membawa pisang, sawo, rambutan,durian,
bacang, nangka
ke pasar terdekat
dan menjualnya
ibu menanak nasi
merebus telur ayam kampung
dan membuat nasi goreng

di musim panen
orangtuaku bangun pagi
untuk menjemur padi
di lahan rumahku
sesudah padi itu kering
di simpan di lumbung padi
lumbung akan dibuka
di masa paceklik
ketika panen gagal dan buah-buahan sulit diperoleh
kemiskinan mendera
dan acap orang-orang di kampung datang
membutuhkan bantuan

hidup itu bergerak
bergerak itu hidup
itu terjadi sejak ku kecil
dan di masa dewasa pemikiran
itu tetap saja
menjadi acuan

hidup manusia fana tidak hanya
bergelut pada aspek luaran dan profan
hidup manusia harus dibiasakan
bergumul pada hal-hal transendental
hal-hal kerohanian, keilahian
maka sejak kecil
orangtuaku membekali diriku dengan aspek-aspek kerohanian melalui sekolah minggu, doa dan bina iman di dalam keluarga

hidup kita sejatinya sebagai umat beragama
selalu berada dalam koridor jalan Tuhan
jalan mengikut Tuhan
jalan menuruti perintah Tuhan
jalan menurut tuntunan ajaran agama
menjalani jalan Tuhan takharus membuat kita arogan,ekkslusif, merasa paling benar dan suci
serta memusuhi
orang lain yang tidak seiman
kita berbeda agama
namun kita diutuhsatukan sebagai bangsa
dalam wadah NKRI
yang ber Pancasila dan UU NRI 1945
mari terus konsisten menjalani jalan Tuhan
dengan beragam risiko didalamnya
diujung perjalanan ada cahaya kemilau penuh kemuliaan
di rumah keabadian.

Jakarta, 6 November 2021/pk 4.08
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun