Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hidup Bahagia Hidup Tanpa Dendam

31 Oktober 2021   07:00 Diperbarui: 31 Oktober 2021   07:03 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sedang marah besar | sumber : myknowledge.upself.id

kepada pasangan pengantin yang menikah di tempat manapun
ucapan para tamu
selalu sangat standar
dan amat klise :
semoga kedua mempelai menikmati hidup bahagia

ada beragam pandangan tentang hidup bahagia
ada filsuf yang menyamakqn begitu saja bahagia dengan kepuasan
orang yang dapat mewujudkan keinginannya maka disitulah ia mengenyam kebahagiaan
kebahagiaan ada yang memandangnya dari angel harta benda
namun taksedikit yang memaknainya dari angel psikologis
dari perasaan
dari suasana kebatinan

adalah Yesus yang  dalam Injil merumuskan delapan narasi tentang bahagia
yang bisa dikesankan filosofis dan absurd
kata Yesus berbahagialah mereka yang suci hatinya karena mereka akan melihat Allah
berbahagialah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah
bahagia, kebahagiaan memang multi makna
bahagia itu relatif dan kontekstual
bagi kita yang nyaris dua tahun dicengkeram pan
demi maka bahagia adalah
tatkala pandemi
berhenti mengganggu kita
tatkala pandemi bisa habis ditumpas dari bumi nusantara

hidup manusia acap terpenjara pada sejarah masa lampau
baik zaman keemasan
maupun.zaman.kekelaman
masa keemasan bisa menjadi pemicu eforia dan arogansi
masa kelam bisa menghadirkan trauma dan paranoid

pengalaman-pengalaman zaman kegelapan dalam keluarga besar
suami,istri, anak-anak dan bisa diperluas lagi
takboleh dipendam dan di file sebagai timbunan dendam kesumat
yang sewaktu-waktu bisa menjadi amunisi untuk diledakkan tatkala ada konflik mengguncang keluaga
timbunan dendam kesumat itu takboleh dibiarkan menjadi bola liar yang acap mengguncang keluarga
kita harus hidup dengan membangun masadepan dan tidak disandera masalampau

hidup bahagia adalah hidup yang mengampuni dan diampuni
hidup bahagia adalah hidup yang saling mengampuni
hidup yang tidak menyimpan dendam
hidup bahagia adalah hidup dengan hati suci
sehingga kita bisa
melihat Allah.

Jakarta 30 Oktober 2021/pk.16.07
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun