Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cinta Kasih Melimpah Menumbuhkuatkan Kesatuan Bangsa

28 Oktober 2021   12:25 Diperbarui: 28 Oktober 2021   12:30 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Adalah Francis dari Asisi yang pada suatu saat melakukan perjalanan dengan berkuda. Dalam perjalanan itu ia bertemu dengan seorang penderita kusta yang kemudian memegang mangkuk kayunya. 

Melihat hal itu tentu saja Francis mundur ketakutan. Ia melemparkan dompetnya yang penuh uang kepada si kusta dan ia pun segera berlalu. Ya itu tindakan manusiawi. Ia kuatir jika mesti bersentuhan dengan orang kusta. Ia memacu kudanya agar berlari kencang meninggalkan lokasi penderita kusta. 

Namun tiba-tiba ia menarik kekang kudanya dan menghentikan kudanya. Ia malahan kembali ke wilayah yang tadi ia lewati; sesudah tiba ditempat itu ia segera turun dari kudanya.

Francis mendatangi sang penderita kusta itu, lalu ia memeluknya erat-erat seperti ia memeluk saudaranya sendiri. Sebuah perubahan besar telah terjadi didalam hati Francis. 

Cinta kasih telah dianugerahkan Tuhan kepadanya, spirit itu menguasai dirinya sehingga mendorong Francis mendatangi sang penderita kusta itu dan memeluknya penuh cinta kasih.

Agama-agama telah mengajarkan dengan jelas bahwa umat manusia harus mempraktikkan cinta kasih dalam kehidupan mereka sehari-hari. Sebenarnya secara garis besar ada dua tugas dan kewajiban manusia yang utama dalam menjalankan kehidupan mereka di sepanjang zaman, hingga ia tiba di terminal yang penghabisan, yaitu tatkala ia meninggal dunia. Kedua tugas besar itu adalah sebagai berikut :

Pertama, manusia harus mengasihi Allah dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap akal budi.

Kedua, manusia harus mengasihi sesama manusia seperti mengasihi diri sendiri. Tatkala manusia berbohong, menipu, menyuap, korupsi, melakukan mark up proyek, membuat "anggaran siluman", mendiskriminasi orang lain atas dasar Sara, melanggar HAM, melakukan persekusi, melakukan ujaran kebencian, melakukan kejahatan seksual, perdagangan orang, mengganggu ibadah agama, menghujat agama yang dipeluk masyarakat, dan sebagainya, dan sebagainya maka umat manusia sudah meniadakan kedua hukum kasih yang disebutkan diatas tadi.

Pepatah yang dikutip dibagian awal tulisan ini mengingat dan menyadarkan kita semua bahwa "cinta itu mengalahkan segalanya sebab itu kita harus tunduk kepada cinta". 

Kita harus merajut terus menerus benang-benang cinta tanpa kenal lelah, kita mesti melahirkan dan menebar benih-benih cinta ditengah dunia yang sangar, penuh dusta, berlumur dosa. 

Kita cintai dan kasihi para pendosa yang tamak dan tegiur dengan barang dunia fana, kita sadarkan mereka untuk bertobat dan kembali ke jalan lurus yang Tuhan telah tunjukkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun