Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hidup Itu Adalah Kesempatan

24 Oktober 2021   03:35 Diperbarui: 24 Oktober 2021   06:58 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi peluang hidup | sumber : 2ndcupofchai.wordpress.com

HIDUP ITU ADALAH KESEMPITAN

hidup di era pandemi
hidup di limpahi
keterbatasan
hidup yang sempit
nyaris monoton
nir perspektif
hidup seperti ini
menjemukan
membuat bete
boring
yang ujungnya bisa pada seutas tali
menenggak alprazolam over dosis
atau bermain pisau

hidup di cengkeram pandemi dua tahun
bukan waktu yang pendek
untung mereka yang punya rumah sendiri
walau bocor
kuda-kuda bangunan telah jatuh karena lapuk
bagaimana mereka yang masih ngontrak
tinggal di perumahan mertua indah
atau rumah btn
yang over kreditnya belum
lunas
tentu derita yang mereka alami
bertubi-tubi
mana tahan
dua tahun hidup seperti itu
tanpa iman kuat
hidup sudah lama
berlanjut di menteng pulo

hidup sempit dijajah pandemi
membuat banyak orang emosional
ada yang emosi di ruang publik karena merasa punya kuasa
ada juga yang emosi karena asap.dapur tak mengepul
lagi
mereka emosi karena ppkm
petugas juga emosi dengan menyita handphone rakyat
karena berkhayal
hp itu dipenuhi rancangan
kejahatan
 
hidup di zaman pandemi
mengubah konstruksi kehidupan
tata hubungan suami-istri.berubah
tata hubungan anak orang tua berubah
cucu-cucu lebih sibuk dengan game di gadgetnya
ketimbang menyapa opa oma
yang uzur didera komorbid

hidup ini adalah kesempitan
hidup ini bukan lagi kesempatan
seperti lirik sebuah lagu pop rohani
yang biasa dinyanyikan vokal grup anak milenial gereja tanpa partitur
kesempitan membuat napas taklega
membuat hidup takaman dan taknyaman
apalagi jika setiap saar diteror debt collector pinjol

dalam kesempitan itu
mari makin berserah kepada Tuhan
agar dalam kesempitan kita akan menikmati kelegaan
di rumah abadi
bersama Tuhan
entah kapan
entah kapan
.
Jakarta 23 Oktober 2021/pk 3.24
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun