Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bahasa Menunjukkan Bangsa

28 September 2021   17:50 Diperbarui: 28 September 2021   17:51 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BAHASA MENUNJUKKAN BANGSA

keagungan makhluk manusia terletak pada kepiawaiannya
menggunakan bahasa
manusia dikaruniakan Tuhan kemampuan berbahasa
kemampuan berkomunikasi

kita masih ingat bagaimana orangtua kita sigap dan telaten
menuntun kita berbahasa
dengan sopan,baik, benar tepat
mereka bahagia sekali jika kita saat-saat mulai bisa berkata mampu menyapa
orang tua kita dengan ungkapan kata-kata : ibu, bapak atau mama,  papa
mereka bangga merasa
berhasil menjadi
orang tua
lalu aspek bahasa kita berkembang pesat dengan mendengar radio di zaman tahun 50-60 an
dan juga pengaruh bahasa pergaulan
melalui kawan-kawan sepermainan

perkembangan bahasa menjadi amat cepat secepat
makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan tingkat peradaban manusia
bahasa juga kemudian menjadi amat luas bahkan
liar ketika bahasa menjadi instrumen
untuk menggugat keberadaan Tuhan
menghadirkan konflik dan perang
melahirkan berbagai paham yang justru bermuara pada
pemusnahan umat manusia

bahasa menunjukkan bangsa
kata peribahasa kita yang populer
tahun 60 an
diksi yang digunakan
kesantunan dalam  berinteraksi bisa dilihat dari bahasa yang diucapkan

di zaman modern
bahasa makin berwajah ganda
menampilkan sisi positif sekaligus
bisa menghadirkan sisi negatif

dalam bahasa kita bisa memuji nama Tuhan
pada saat yang sama dengan bahasa itu juga kita komplain.kepada Tuhan karena Ia tidak mengabulkan doa- doa kita
di zaman medsos sekarang bahasa acap digunakan untuk menghakimi, memprovokasi yang ujungnya tidak menimbulkan suasana damai sejahtera

kini di medsos heboh istilah "krumunisasi pemulung"
dan istilah itu viral hingga menembus  dinding-dinding dunia politik dan hukum

bahasa menunjukkan bangsa
kita mesti menjunjung tinggi bahasa sebagai alat komunikasi
yang merawat dan mengutuhsatukan bangsa Indonesia
kita tebarkan diksi elegan bukan
kebencian dan dendam tiada berujung
kita bangun NKRI
yang solid,rukun, damai, berkeadaban
melalui bahasa Indonesia kebanggaan bangsa yang bernilai luhur
karunia Allah!

Jakarta, 28 September 2021/
Pk 16.31
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun