Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Peribahasa Era 50-an

24 September 2021   04:42 Diperbarui: 24 September 2021   04:48 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lumbung | Sumber: ayodibagikan.blogspot.com

PERIBAHASA ERA 50 AN

di era tahun 50 an
bapak ibu guru acap membacakan narasi-narasi yang dipenuhi lokal wisdom di ruang kelas
lalu berdasarkan narasi itu guru kelas memberikan nasihat-nasihat cukup dalam dan visioner
bagi para murid
membekali.mereka untuk hidup dalam etik yang standar
ditengah pergaulan mereka

suatu hari pak guru
menyampaikan peribahasa
"sekali lancung keujian seumur hidup orang takper
caya"
pak guru menjelaskan gamblang dan terang benderang
pentingnya mempraktikkan hidup jujur
dalam pergaulan
jujur tentang diri sendiri dan jujur tentang apa yang kita katakan dan kita lakukan
kata pak guru
kita takusah malu
bahwa kita anak buruh tani
bukan anak pemilik sawah
yang setiap panen
dan tidak puso
lumbung padinya
berlimpahruah
dan dimasa paceklik
dapurnya tetap mengepulkan asap

dizaman itu setiap masa paceklik para buruh tani biasanya takpunya apa-apa
mereka meminjam  uang, beras
kepada mereka yang lebih stabil ekonominya

menurut pak guru
para murid harus jujur tentang segala hal
jangan pernah berbohong sekecil  apapun
selali saja kita ketahuan berbohong maka
seumur hidup orang takpercaya lagi kepada kita

di zaman modern sekarang ini
agaknya peribahasa-peribahasa seperti itu jarang di kutip lagi
yang banyak di kutip dari gadget
sekarang ini pandangan para filsuf atau tokoh
seperti rumi, bunda teresa, dalai lama,plato, confucius, nelson mandela, socrates, heraklitos dan lain
sebagainya

bangsa kita memiliki ratusan peribahasa bahkan lebih
kesemuanya mengusung lokal wisdom yang tetap relevan dizaman kini

kita mesti membaca lagi peribahasa-peribahasa itu
agar kita menikmati lagi sebuah kehidupan yang aman,nyaman
penuh silaturahim
yang membahagiakan.

Jakarta,24September2021
Pk 3.49
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun