Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hidup Itu Hidup Berlimpah Pengharapan

19 September 2021   10:57 Diperbarui: 19 September 2021   10:59 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana kantor | Sumber : brasiliaempresas.stgnews.com.br

HIDUP ITU HIDUP BERLIMPAH PENGHARAPAN

hidup itu  tetap.menyala berkobar-kobar dan takredup
karena hidup itu punya semangat
punya.pengharapan
seseorang berpuluhtahun dalam kondisi ginjal.yang rusak
dan setiap minggu dua kali ke ruang
hemodialisis dengan wajah ceria
karena ia memiliki pengharapan
seseorang dalam status ca stadium tiga setiap hari tetap mendendangkan lagu engelbert humperdink
karena ia punya pengharapan

pengharapan.adalah seberkas keyakinan yang ada pada diri seseorang bahwa esok akan terjadi sesuatu yang lebih baik dari pada hari ini
hari esok diyakini akan menghadirkan berkat baru
yang dicurahkan oleh yang ilahi

pengharapan itu dimiliki oleh semua orang dari berbagai lapisan dan latarbelakang
petani
peternak
politisi
musisi
pedagang
guru
birokrat
komposer
pemain film
penyanyi
pelukis
penyair
pasien
warga binaan di lapas
dan sebagainya
dan sebagainya

hidup berpengharapan adalah hidup yang ajeg, tangguh, tulus,jujur
hidup yang berserah penuh pada berkat surgawi
yang disertai kerja keras, transparan
profesional
teruji dan terpuji

hidup ditengah gempuran pandemi
aksi kkb, teroris
intoleran,tingginya libido korupsi, naiknya spirit menipu, maraknya hipokrisi
mestinya hidup yang dilimpahi pengharapan
agar hari esok
negeri ini makin
aman,adil,sejahtera, berkeadaban
dan bermartabat
sebagai negeri yang rakyatnya taat beragama.

Jakarta, 18 September 2021/pk.3.24
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun