Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Membunuh Kehidupan yang Hidup

17 September 2021   10:21 Diperbarui: 17 September 2021   10:51 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung apartemen | Sumber : properti.kompas.com/

MEMBUNUHI KEHIDUPAN YANG HIDUP

pagi jernih jatuh menikam bumi bersimbah peluh
mimpi-mimpi di penghujung tidur taknyenyak
menyisakan seonggok duka
dalam luka menganga

dalam kondisi pedih mengiris
kubuka medsos
ternyata dunia kematian menguasai jagat maya
bau busuk menyengatkuat
merekat dalam ruang-ruang imajinasiku

takbisa kucerna dengan lebih sempurna
ditengah-tengah kotbah,tausyiah, webinar,fgd, dialog  melalui zoom
mengusung tema
pentingnya kehidupan kokoh melawan pandemi
banyak orang mesti mengakhiri
hidupnya
dengan cara-cara
irasional, non religius

selalu saja ada pikiran-pikiran paradoks, ambivalen dan inkonsistensi
melumuri kedirian manusia fana
yang kontra produktif
dalam koridor moral, hukum dan agama

nafsu seseorang membunuh diri
telah ada sejak zaman baheula
dengan beragam
alasan
dalam berbagai cara
setengah abad silam
orang bunuh diri
dengan menenggak baygon
menjatuhkan diri
dari pohon kelapa
atau  menggantung diri
dengan tambang

di zaman-zaman kemudian orang bunuh diri dengan
membiarkan dirinya tergeletak di tengah jalan
kereta
lalu kereta menghabisi tubuh orang itu terbelah-belah
dan tanpa harus melewati proses rumit dan panjang
di rumah sakit
identitasnya cepat dikenali
beberapa kasus bunuh diri
dilakukan dengan menjatuhkan diri
dari lantai kesekian apartemen atau hotel berbintang

kasus-kasus bunuh diri di zaman ini
akibat pandemi
terbelit utang rentenir
di teror debt  collector
poligami
kasus politik
dibohongi perusahaan abal-abal
dan sebagainya
dan sebagainya

semua agama
penghayat kepercayaan
memaknai hidup itu sebagai angerah Allah
kita semua wajib memuliakan kehidupan
sebagai tanda kita adalah ciptaan Allah yang mulia
kita harus melawan pembunuhan akibat perang, teroris, kkb, perampasan kekuasaan, genocide
kita harus mempertahankan sebuah kehidupan
dan biarlah kematian itu datang pada saatnya
sesuai dengan rencana dan kairos Allah
jauhkan pikiran
dan nafsu untuk membunuh
dan untuk membunuh diri!

Jakarta 17 September 2021/pk 3.57
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun