Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hidup yang Hidup, Menghidupi Sesama untuk Hidup

10 September 2021   08:21 Diperbarui: 10 September 2021   08:52 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

HIDUP YANG HIDUP, MENGHIDUPI  SESAMA UNTUK HIDUP

hidup yang Tuhan
anugerahkan bagi
umat manusia
adalah sebuah
privilege
sebuah keistimewaan
yang unik spesifik
dan tiada pernah terbandingkan
di sepanjang abad dan zaman
manusia harus terusmenerus
melafaz syukur
ke hadirat yang ilahi
atas rahmat dan karunia Tuhan
yang sedemikian
besar
yang dicurahkan bagi
umat manusia

manusia dianugerahkan
akal budi dan pemikiran
kemampuan berbahasa
pengembangan
budaya
membangun peradaban

bahkan para filsuf
menyatakan
manusia itu memiliki hasrat akan kekuasaan,kekayaan,pengetahuan,kehormatan
manusia kata sang filsuf memiliki keengganan untuk
hidup sengsara
dan mati
menakjubkan
sosok manusia!

hidup manusia itu hidup oleh anugerah Allah
hidup oleh topangan dan belaskasihan Allah
sebab itu hidup manusia mestinya hidup yang takredup
hidup yang bersinar cemerlang
karena imbas
nur ilahi dari atmosfir sakral transendental

manusia harus memuliakan, merawat hidup yang dari Allah
ia harus melawan kematian
menjauhi pembunuhan
menolak genocide
dalam segala bentuknya

hidup manusia baru benar-benar hidup sejati
jika ia mau menghidupi manusia lainnya
tanpa memandang sara, denominasi,ideologi dan rumpun kebangsaan
hidup manusia adalah hidup yang positif konstruktif
terhadap pihak-pihak lain
bukan hidup yang destruktif
terhadap tubuh, alam semesta, rumah-rumah ibadah, aliran-aliran keagamaan

hidup manusia
itu terbatas dan fana
ada durasi
ada titikpuncak dan kulminasi
sementara menuju titik kulminasi
hidup manusia
terfokus kepada
memuji dan memuliakanAllah
serta mengasihi umat manusia
tanpa syarat
mari menghidupi hidup takredup
hidup yang bervisi!

Jakarta, 10 September 2021/pk 2.58
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun