Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merenung-renungkan Makna Agama

4 Agustus 2021   21:00 Diperbarui: 4 Agustus 2021   21:18 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MERENUNGRENUNGKAN MAKNA AGAMA

tatkala senja hampir habis dimamah malamkelam
mentari makin pudar menggelepar
kehabisan sinar
rasa jemu menggoyah tubuhlelah
segumpal tanya
mengental
apa hakikat agama dalam
menghidupi kehidupan
iman, takwa, amal
dan berjuta diksi agama
apakah mampu merawat spiritualitas manusia

dunia taklagi ramah
aman dan nyaman
jauh sebelum virus
corona mengoyakrusak negeri ini
ada banyak virus-virus kasatmata yang
merongrong merasuki
bumi nusantara
virus korupsi
virus intoleransi
virus kemunafikan
virus sara
virus primordialistik
dan begitu banyak
virus yang berpotensi memecahbelah
kesatuan bangsa
virus- virus yang punya kekuatan laten untuk menyingkirkan pancasila dasar negara
menggerogoti bhineka tunggal ika
mengubah undang-undang dasar negara RI 1945

dibawah senja temaram yang jatuh kepelukan bumi
ku masih duduk
tenang merunduk
kalimat-kalimat tanya tentang abc agama hadir
dalam memori

diriku sendiri merasa begitu dominan dan powerfull roh agama mrnguasai diriku
diriku dibaptis 8 mei 1949
sesudah sembilan bulan ku hadir ditengah dunia
di komunitas
gereja kristen pasundan cakung
masih kuat dalam ingatanku
aku di sidi, artinya menjadi warga gereja mandiri
20 juni 1965
di komunitas
gereja kristen pasundan kramat
baptis dan sidi adalah pilar utama
bagi setiap warga
gereja dalam berkiprah ditengah sejarah

ajaran agama memiliki nilai tertinggi dalam
membentuk kedirian manusia
ajaran agama
adalah terang, penuntun, penguat,motivator,
transformator,visi
yang memapah langkah-langkah umat manusia
dalam mencipta sejarah
ajaran agama takboleh dibiarkan tersimpan dalam
gulungan-gulungan dogma yang mapan,
dalam ensiklopedi, kompendium, atau dalam bentuk-bentuk digital
ajaran agama wajib ditaruh dalam batin
dan menuliskan dalam hati umat manusia
agar konsisten dan kontinyu
dipraktikkan dalam hidup keseharian umat manusia.

Jakarta, 4 Agustus 2021/pk. 16 50

Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun