MERAWATI Â BUMI PERTIWI
semilir angin pagi yang sejuk
merambati dahan-dahan pohon rambutan
di depan rumahku
gemerisik bunyi daun diterpa angin
oh indah sekali
bumi pertiwi
hidup terasa hidup
tatkala semilir angin
penuh aroma surgawi
membelah pagi
membisikkan
diksi-diksi mesra
berbalut pengharapan
semilir.angin pagi
yang sejuk merajuk
mengalirkan berkat baru
melimpahi bejana kehidupan
setiap pagi
Khalik Sang Maha Kuasa
menenun hari baru
berkat dan pengharapan baru
wow indahnya
hidup yang menghidupi bumi nusantara
bumi yang dianugerahkan Tuhan
bulan depan tepatlah 73 tahun kuhidupi bumi nusantara
memori berharga kutorehkan di negeri ini
dalam cinta yang membara
dalam gemuruh nasionalisme yang menggejolaki nurani
negeri ini menginspirasi hadirnya paradigma berfikir
berbasis kemajemukan
yang menghormati
setiap warga bangsa
tanpa mempertimbangkan ikatan primordialistik
apapun juga
di negeri ini
agama-agama,kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,lokal wisdom
menyatudiri menjalin talisilaturahim
memperkuat persaudaraan sejati
mengedepankan
kerukunan otentik dan sejati
kita harus merawati bumi petiwi dengan telaten
kita harus menjagai bumi nusantara
dengan komitmen
teguh dan kukuh
takada pilihan lain
kita harus tampil di baris terdepan sebagai pembela
andai ada upaya untuk memecahbelah dan merobekrobek
bumi pertiwi yang telah di anugerahkan Tuhan
takada pilihan lain
takada pilihan lain.
Jakarta, 27 Juli 2021/pk 3.23
Weinata Sairin