semilir angin pagi yang sejuk merajuk
menerpa tubuh renta tanpa daya
hari baru selalu mekar bersama berkat baru
harapan baru
Â
umat beriman
hidup dan menghidupi dogma dogma, seperangkat ajaran, doktrin keagamaan yang mewarnai sejarah hidupnya bahkan sejak kanak kanak,
yang ia terima dari orang tua, guru agama, rohaniwan,
umat beragama yang 'mature', kukuh
imannya, apalagi yang cenderung menjadi sufi, respek terhadap
keberbedaan
umat beriman
bertindak elegan, taat hukum positif  respek terhadap kemanusiaan;
tatkala pagi cerah membuncah di bumi terindah,
harumnya menebar kesetiap sudut hati
umat beriman terus melangkah
tertatih-tatih
tiada letih
dari civitas terrena
menuju civitas dei
dari lembah profan
menuju ke puncak
kemuliaan surgawi
mereka berjalan dalam terang iman
dalam penguasaan tubuh kudus dan spiritualitas bernas
ada kendala dalam perjalanan
ada virus mematikan
dengan beragam varian dan denominasinya
ada genocide di belahan bumi
ada kelaparan, kemiskinan, kemelaratan
ada konflik tanah
berabad-abad
ada degradasi keberadaban
ada pengulangan sikap barbar dan kejahiliyahan
di level mondial
kesemuanya takakan pernah menyurutkan
langkah umat beriman
menuju ruang-ruang keabadian
umat beriman selalu rindu hidup
dalam bingkai eskatalogis
bingkai keakanan
seperti narasi yang memenuhi kitab-kitab suci
umat beriman
yang bersandar penuh kepada Tuhan Yang Maha Esa
terus melangkahgagah
menuju ke keabadian.
Jakarta 22 Juli 2021/pk.4.25
Weinata Sairin