Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Iklim Berubah, Hidup Berubah

15 Juli 2021   18:00 Diperbarui: 16 Juli 2021   10:13 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

IKLIM BERUBAH,HIDUP BERUBAH

di tahun lima puluhan
murid-murid sekolah rakyat
hapal mati
kapan musim kemarau
kapan musim penghujan
kapan musim pancaroba
yang menghadirkan banyak penyakit
musim kemarau
tercatat dalam memori
karena biasanya mengakibatkan terjadinya masa paceklik
yang mencekik para buruh tani
padi dan beras nyaris habis
lalu para tengkulak dan rentenir
mulai beraksi
menambah sengsara rakyat

murid-murid sekolah rakyat zaman itu mesti tahu peta buta
mesti hapal arah angin, gunung berapi
wilayah-wilayah penghasil minyak, hasil bumi dan tambang
mereka mesti tahu tangga nada
dan belajar menyanyi dengan not angka

kini semuanya mengalir dan berubah
iklim juga berubah
ikut fatwa Heraklitos
musim kemarau
musim penghujan
takbisa lagi dipatok seperti buku pelajaran ilmu bumi tahun lima puluhan

beruntung bmkg selalu memberitakan cepat dan akurat
tentang curah hujan, kemungkinan banjir atau tsunami
erupsi gunung api
panasnya lahar panas
informasi bmkg amat membantu
pergerakan manusia
dan bermakna bagi keselamatan umat manusia

kini kita hidup dalam sebuah dunia yang berubah
tata kehidupan berubah
peradaban berubah
equilibrium berubah
politik, demokrasi, ham
berubah
iklim juga berubah
karena polusi udara, rumah kaca
dan sebagainya
hidup manusia
harus juga berubah
dari yang full sekuler dan profan
menuju kepada yang berdimensi ilahi-vertikal
dengan bobot spiritualitas cerdas ,bernas, berkualitas.

Jakarta, 15 Juli 2021/,pk 4.20
Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun