Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pejuang Tanpa Bintang Berpulang

10 Mei 2021   08:49 Diperbarui: 10 Mei 2021   16:15 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pejuang Tanpa Bintang Berpulang

*Bagi Yang Terkasih :
Ibu Alida Tobing Nababan

ada duka
terasa menindih dada
nafas sesak tak lega
air mata tak mampu lagi menetes
duh rasa sendu
menerpa tubuh renta

sosok itu lama kukenal
sejak kuhidupi degup jantung kehidupan gereja

ia sosok pembelajar
petarung
pejuang tanpa bintang
pembela pancasila
penjaga uud negara ri 1945

ia pahlawan kebebas
 an beragama
sosok cerdas
piawai dan rendah hati

soritua albert ernest nababan
namanya disebut
dalam ensiklopedi gerakan oikoumene global dan mondial
dalam berbagai literasi keagamaan dan kebangsaan

ia berjuang bagi mewujudnya dgi, pgi, pgi wilayah, pouk, sinode gereja-gereja
dan beragam komunitas kristen
menorehkan jejak jejak historis
dalam bingkai
nkri yang majemuk
berdasarkan pancasila

dalam kapasitas pimpinan pgi
ia selalu tampil terdepan
memberi catatan kritis bagi banyak rancangan dan produk legislasi
yang mereduksi harkat dan martabat manusia
yang narasinya tidak berlaku adil bagi semua agama di bumi nusantara
yang menimbulkan tafsir melanggar ham dan melawan kebebasan beragama

sosok cerdas, petarung pejuang tanpa bintang itu
di panggil ke rumah bapa di surga menjelang
genap 88 tahun
dengan tenang

pelayanan
sakramen perjamuan kudus
yang dilayani gerejanya
memperkuat
jejak langkahnya
menuju ke keabadian
kami memang diamuk sendu
kami bersedih hati
tapi kami bangga
kepada sosok
guru kebanggaanku

selamat jalan
pahlawanku
selamat memasuki
era kekekalan
dimana cinta kasih
mentari, bintang gemintang, purnama,
mewujud tanpa henti
tatkala manusia
hidup abadi
tanpa dibatasi kenisbian ruang
dan waktu.

Jakarta, 9 Mei 2021/21.10

Weinata Sairin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun