Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Merenungi Sabtu Sunyi

3 April 2021   11:56 Diperbarui: 3 April 2021   11:58 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Merenungi Sabtu Sunyi

sabtu sunyi hadir
bersama hujan deras dan halilintar menggelegar
petir dan gelegak air membanjir
seakan merobek sabtu sunyi

di sabtu sunyi
ada sepi mencekam
di sabtu sunyi
ada kebuntuan harapan

ku duduk bersimpuh di depan mimbar
ranting-ranting kering terlihat terserak menyekitari mimbar
suasana sepi
nir suara

penyaliban yesus
adalah episode tergelap dalam sejarah umat manusia
kematian yesus adalah bagian terburuk dari peradaban manusia

manusia fana
menorehkan dosa
yang merusak citra imago dei
kemuliaan manusia dibangun kembali melalui penderitaan, kematian dan kebangkitan yesus

di sabtu sunyi
manusia merenungi semua aib dan noda yang mewarnai kediriannya
di sabtu sunyi
manusia
mengingat ulang karya Yesus yang membarui kemanusiaan manusia

di sabtu sunyi
ku duduk bersimpuh di depan mimbar
dalam lilitan sepi
kubayangkan  yesus dengan jubah putih penuh kemilau
memegang tanganku lembut
sambil berkata :
"anakku, bangkitlah dengan tubuh dan roh yang baru
taburkan cinta kasih di dunia yang terluka
wujudkan habitus baru
tanpa lelah dan jemu!"

Jakarta 3 April 2021/2.55

Weinata Sairin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun