Mohon tunggu...
Weinata Sairin
Weinata Sairin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Belajar Teologia secara mendalam dan menjadi Pendeta, serta sangat intens menjadi aktivis dialog kerukunan umat beragama

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kambing Hitam Itu Menghitamkan Kehidupan

25 November 2020   06:18 Diperbarui: 25 November 2020   06:22 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://salamadian.com/

Dalam zaman modern, kambing hitam juga bisa amat luas dan menambah kerumitan dalam memahami esensi sebuah permasalahan. Memang, kita harus berupaya untuk tidak membuat excuse atau menghidupkan kambing hitam, ataupun mempersalahkan sesuatu atau seseorang apabila kita mengalami kegagalan. Kita harus merancang sebuahprogram dengan lebih baik. Cermat perhitungannya. Jelas konsekuensi dan risikonya.

Kita bisa membuat Plan A, B, atau C dengan berbagai kalkulasinya. Jika sebuah program, dalam pelaksanaannya kurang berhasil atau gagal, tak usah kita membuat excuse atau mencari kambing hitam. Kita analisis saja penyebabnya dan kita cari jalan keluar lain.

Di zaman pandemi ini juga, kambing hitam banyak berkeliaran. Ada juga kelompok yang secara sadar membuat kambing hitam, sehingga pamor penerintah bisa jatuh dimata rakyat. 

Pada semua level, anehnya ada kambing hitam. Ada keluarga yang sudah beberapa hari tidak bisa makan,tapi ia gagal mendapat bansos atau BLT.Peran kambing hitam? Nama warga itu tidak terdaftar di wilayah itu sehingga ia gagal menerima bantuan.

Pada sebuah dunia yang modern, berkeadaban, ketika profesionalisme, intelektualisme, moral, agama,makin mengemuka mewarnai kehidupan manusia, maka kambing hitam tak boleh lagi dilahirkan. Kambinghitam itu menghitamkan kehidupan. Akhlak mulia manusia takboleh dicemari oleh kambing hitam.

Selamat Berjuang. God Bless!

Weisa, 24/11/20

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun