Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sisi Lain Dakwah dan Pendidikan Anak Alm. Habib Munzir AlMusawa

16 September 2013   11:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:49 2509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1379310880497144921

(Habib Munzir AlMusawa / sumber http:news.liputan6.com)

Salam Kompasiana,

Begitu besar harapan kita akan hadirnya Ustaz atau penyeru kebajikan yang benar-benar mampu memberikan tausiyah dan member contoh baik untuk dirinya maupun untuk jamaah secara khusus serta umat islam secara umum.

Kemarin umat islam atau pun khususnya jama’at Majelis Rasulullah kehilangan sosok Habib Munzir Al-Musawa yang bukan saja sosok penyeru kebajikan yang selalu mengajak kepada amar ma’ruf dan nahi munkar serta mengajak untuk selalu mencintai junjungan kita Habibana Rasulullah SAW. Dan hari ini tepatnya siang ini alm. Habib Munzir Al Musawa akan dimakamkan dipemakaman Habib Pucung, Jakarta Selatan.

Ada sisi menarik sekaligus membuka catatan lama saya terkait dakwah Habib Munzir Al-Musawa yang saya catat ketika mengikuti ceramahnya, maupun dari tausiyah lewat VCD serta catatan khusus tentang bagaimana sang Habib dalam mendidik kedua putra dan putrinya.

“Jadikanlah kehidupan anda saat ini menjadi medan jihad. Anda sedang dimedan laga, berjihad menundukkan musuh-mush anda. Yaitu mereka mengajak anda kepada kemunkaran. Tundukkan mereka, kalahkan mereka. Namun bukan dengan kekerasan dan kebengisan atau senjata, namun tundukkan dengan kelembutan dan kasih sayang, tundukkan dengan akhlak dan bantuan, tundukkan dengan kesopanan dan keramahan.Niscaya mereka akan tunduk dan menjadi berubah baik, dan menjadi teman anda.

Sesungguhnya orang-orang yang terjebak dalam kemunkaran itu mempunyai hal baik dihati kecilnya.Saya berkali-kali menemukan itu dihati mereka, namu kebaikan itu tersembunyi dalam kesombongan mereka,” begitulah ungkapan Habib Munzir perihal tentang dakwahnya mengajak orang untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Terkait dengan pendidikan anak-anaknya (Fatimah Azzahra, Muhammad dan Hasan), layaknya seorang ustadz atau penyeru kebajikan yang waktunya habis untuk berdakwah dari satu tempat ketempat lainnya sehingga waktu yang tersedia untuk bercengkrama dan mendidik anakpun berkurang, sehingga pendidikan anak-anaknya diambil alih sang isteri.

Ternyata Allah SWT memberikan anugerah tak terhingga terkait perkembangan anak-anaknya yang menjadi pribadi yang begitu cinta Rasulullah serta menjadi anak berbudi pekerti luhur, dalam sebuah bahasan tentang keluarga Habib Munzir di majalah Al-Kisah diterangkan betapa Habib Munzir sering mencuri dengar saat ketiga anaknya bercengkrama, yaitu pembicaraan tentang rindu kepada Rasulullah SAW, budi pekerti Rasulullah SAW sebagaimana yang sering dibawakan oleh Habib.

Ada sebuah cerita menarik tentang anak-anak Habib Munzir, Hasan pernah menghilang dari majelis dan ketika datang wajahnya penuh air mata dan cemberut.

Lalu saya tanyakan Hasan kenapa dirinya menangis dan cemberut

“Hasan lupa membawa peci. Hasan tidak mau masuk masjid tanpa peci. Hasan nangis diluar, lalu ada jama’ah yang membelikan Hasan peci, baru Hasan masuk masjid dan Hasan jadi telat,” ungkap Hasan.

Demikian pun dengakisah Muhammad yang menghilang dari panggung Majelis dan baru kembali setelah akhir acara, lalu berkata :

“Muhammad mau pipis, tapi banyak perempuan, jadi Muhammad malu dan tidak mau ke kamar mandi yang banyak perempuan. Akhirnya Muhammad diantar jama’ah kerumah yang jauh untuk pipis ditoilet yang tidak ramai perempuan,” ungkap Muhammad yang baru berumur 7 tahun kala itu.(sumber :Majalah Al-Kisah)

Sebuah sisi lain walaupun ringkas dari sekian banyak ilmu hikmah yang dapat dipetik dari setiap ceramah Habib Munzir, bagaimana pendekatan beliau dalam mengajak orang untuk berbuat amar ma’ruf nahi munkar serta bagaimana anak-anaknya dengan anugerah Allah SWT mampu menjadi anak-anak yang menjadikan sosok Rasulullah SAW sebagai sosok yang ditiru dalam sikap, perbuatan mereka seharu-hari.

Begitulah catatan lama yang bisa saya bagikan dengan rekan Kompasiana tentang sosok seorang penyeru kebajikan yang dapat diambil hikmah baik untuk saya pribadi maupun keluarga saya , walau saya bukan jama’ah majelis Rasulullah tetapi saya termasuk sosok yang juga mengikuti perkembangan tausiyah sang Habib termasuk saat dia berangkat ke Manokwari, Papua dalam rangka dakwah ke daerah Indonesia Timur.

Selamat jalan Habib Munzir Al Musawa, kembali kepangkuan Allah SWT sang pemilik semua yang ada didunia ini. Segala kebaikan yang telah engkau ajarkan akan selalu menjadi bekal yang berguna baik Jama’ah mu serta umat Islam dan akan jadi pemberat timbangan kebajikanmu dihadapan Allah SWT.

Kesabaran dan kekuatan semoga selalu diberikan kepada keluarga beliau yang ditinggalkan, dan kelak akan muncul penerus beliau dalam melangsungkan kegiatan Majelis Rasulullah.

Insya Allah jalan dakwah penuh keberkahan yang sudah dirintisnya akan diteruskan kembali oleh penerusnya. Semoga bermanfaat !

Salam Kompasiana,

Wefi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun