Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pak ARB dan Pak Panigoro dalam kacamata STIFIn

31 Desember 2012   16:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:43 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamu alaikum wr wb, Selamat Tahun baru 2013 semoga keberkahan kan menaungi negeri tercinta Indonesia dan kita semua Salam kenal untuk kompasianer kanal Humaniora, ini adalah artikel pertama saya dikanal Humaniora mohon masukannya untuk perkembangan saya kedepannya. Semoga Kompasiana dalam lindungan ALLAH SWT dan kesuksesan kan mengiringi kita di 2013. 27 Desember 2012 , saya dan beberapa perwakilan dari perusahaan tempat saya bekerja mendapat pelatihan selama satu hari di Cikarang, untuk mengikuti pelatihan STIFIn. Adapun pelatihannya dibawakan oleh Ustadz Uus Mauludin, MA CHt, yang juga merupakan Pengurus Pondok Pesantren Hafidzul Quran “Mimbar Huffadz” STIFIn sendiri diperkenalkan oleh Bapak Farid Poniman, yang merupakan salah satu diantara 3 penulis buku best seller Kubik Leadership, dua lainnya adalah Indrawan Nugroho dan Jamil Azzani. Apa itu STIFIn dan mengapa penting untuk pekerjaan kita dan apa kaitannya dengan judul diatas? Semoga apa yang saya dapatkan ini sedikit membuka wawasan dalam rangka mengenal genetic seseorang, sehingga apa yang kita ambil terhadap orang-orang diperusahaan kita sesuai dengan kapabilitasnya. STIFIn adalah Jenis Mesin kecerdasan sebagai tes untuk mengetahui potensi menonjol seseorang melalui tes sidik jari, dimana mesin tersebut mampu menyimpulkan komposisi susunan syaraf yang ada pada ujung jari anda. Sistem Tes STIFIn dengan mesin tersebut : Tes STIFIn adalah tes yang dilakukan dengan cara men scan kesepuluj ujung jari anda (mengambil waktu tidak lebih dari 1 menit). Sidik jari yang membawa informasi tentang komposisi susunan syaraf tertentu kemudian dianalisa dan dihubungkan otak tertentu yang dominan berperan sebagai sistem operasi dan sekaligus menjadi mesin kecerdasan anda. Mengapa dengan sidik jari bias menentukan kecerdasan, bukannya ada test IQ? Otak dan sidik jari disambungkan oleh system syaraf yang sama. Otak memiliki system syaraf dengan “wajah” yang tampak pada sidik jari.Formula membaca “wajah” syaraf yang ada pada sidik jari ala STIFIn yaitu dalam rangka menjawab pertanyaan sederhana: dimanakah letak belahan otak dan lapisan otak yang dominan?Belahan otak dominan menentukan jenis kecerdasan, sedangkan lapisan otak dominan menentukan kepribadian. Sedangkan kalau menurut ayat al-qur’anul karim, disurat Al-Qiyamah 75: 3-4 , “Apakah manusia mengira KAMI tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya ? Ya, bahkan KAMI mampu menyusun (kembali) ujung jari-jarinya dengan sempurna” Gambaran ringkas tentang STIFIn : a. 5 Kecerdasan STIFIn : S (Sensing), T (Thinking), I (Intuition), F (Feeling), In (Instinct) b. 9 Personality Genetik : SE , SI, TE, TI, IE, II, FE, FI & In c. Fenotip (100%) = Personality Genetik (20%) + Environment (Lingkungan) - Jadi untuk meningkatkan yang 20% dengan Mentalitas, Moralitas & Spiritualitas Hubungan antara 5 Kecerdasan STIFIn :

13569712461002982757
13569712461002982757
Contoh figur Sumber : catatan materi pelatihan STIFIn & buku Penjelasan Hasil Test STIFIn karya Farid Poniman …………………………………………………………………………………………………………………………………………………. Dalam kaitannya dengan kondisi persepakbolaan Indonesia sekarang ini, penulis mencoba menghubungkan kondisi yang berkembang dengan terapan mesin kecerdasan dalam kaca mata STIFIn. Kenapa mengambil Pak Aburizal Bakrie dan Pak Arifin Panigoro? Karena dalam pandangan penulis ada keterkaitannya kondisi yang terjadi dipersepakbolaan nasional dengan kebijaksanaan dari Pak ARB dan Pak Panigoro (walau mungkin tidak langsung terlihat jelas) Ada beberapa metode pengambilan data untuk menganalisa hal diatas diantaranya : Judgment Experis; Paper & Pencil and Finger Print, untuk kasus ini pendekatannya melalui Judgment Expertis (berdasarkan data yang diperoleh dari beberapa data serta hasil diskusi dengan pembicara disela rehat training), sedangkan untuk ketepatan data ya harus dengan melakukan test STIFIn, dalam hal ini Pak ARB dan Pak Panigoro bisa melakukan STIFIn test, untuk melakukan pendekatan hasil/data. Secara Judgment Expertise Pak ARB adalah tipe T (Thinking) sedangkan Pak Panigoro adalah tipe S (Sensing), secara data pola hubungan/teori sirkulasi diatas didapat kondisi dimana sebenarnya Pak ARB dan Pak Panigoro dalam hubungan saling mendukung. Bila merujuk kedalam pola ini seharusnya dengan kondisi saling mendukung maka kondisi persepakbolaan nasional harusnya aman dan bagus. Tapi pada kenyataannya ??? berbeda 360⁰ berarti teori diatas terbantahkan? Setelah berdiskusi dengan pembicara, maka didapat sebuah pandangan baru bahwa kondisi diatas adalah baru 20% sehingga untuk dapat mencapai tahap 100% maka Pak ARB dan Pak Panigoro harus meningkatkan mantra berikutnya (karena baru taraf modalitas/20%). Karena kondisi sekarang yang bermain adalah EGO diantara keduanya, karena secara pola hubungan Pak Panigoro (Tipe S) itu mendukung Pak ARB (Tipe T), tapi karena EGO maka tidak akan pernah bertemu, tentu dengan berbagai alas an masing-masing. So, Pak ARB dan Pak Panigoro ayo tingkatkan mantra berikutnya Mentalitas, Moralitas dan Spiritualitas anda berdua sehingga hubungan yang saling mendukung dapat tercipta. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. Harapan akan kondisi harmonis dipersepakbolaan nasional semoga akan terwujud, apapun alas an yang ada dibelakang ini semua … Marilah kita sambut era baru sepakbola Indonesia yang lebih bermartabat, bersih dan jauhkan dari para mafia yang memanfaatkan sepakbola untuk kepentingan mereka baik untuk jangka pendek ataupun jangka panjang. Saya percaya akan ada jalan keluar terbaik alias win win solution, yang tidak akan keluar dari koridor menciptakan sepakbola Indonesia yang bermartabat dan jauh dari segala kepentingan. Sekedar sambungan dari teori pola hubungan, jangan terlalu dipaksakan Pak ARB menjadikan sepakbola sebagai sebuah kendaraan untuk 2014 pak, karena secara teori pola hubungan yang akan manggantikan Pak SBY (Tipe F –Feeling) adalah tipe In (instinct), siapakah orang itu? Hanya ALLAH SWT yang tahu, Sekali lagi ini hanyalah pandangan penulis dari hasil pelatihan STIFIn, benar atau tidaknya hanya ALLAH SWT yang tahu. Ayo Pak Panigoro dan Pak ARB, Bapak-bapak pasti bisa!! Wallaahu a’lam bis shawab. Wassalam, Achmad Suwefi (sebagai bahan renungan untuk sepakbola Indonesia yang bermartabat dimalam tahun baru)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun