Bagaimana rasanya kerja ALL IN Â yah?
Capek sudah pasti tapi mau bagaimana lagi harus dinikmati
Dinikmati menjadi awal yang berat terasa ringan dan mudah tentunya.
Efek covid19 memang terasa sekali termasuk ke dunia kerja, tempat dimana penulis bekerja pun mengalami hal yang sama. Kita bukan saja dipaksa untuk 'berdamai' dengan Covid-19 lewat prokes yang telah ditentukan dan wajib diterapkan semua karyawan tetapi juga dalam soal ritme kerja.
Sebelum Covid-19 saat produksi dan permintaan customer diseluruh dunia masih normal, kerja tim sangat terasa karena ketersediaan member yang menempati pos sesuai peruntukannya mulai dari Incoming Check, Outgoing hingga ke urusan maintenance serta analisa problem diline produksi serta administrasi.
Tetapi sejak Covid-19 menerjang situasi pun berubah drastis, permintaan dari market seluruh dunia pun jeblok hingga akhirnya tersisa hanya satu market yakni Jepang. Efeknya produksi bulanan menurun yang berarti pemangkasan jumlah pekerja hampir 80 persen (kebayang sudah dengan job yang sama namun jumlah pekerja yang menipis).
All In jobs atau semua pekerjaan kita handle (walau pastinya tidak seratus persen dong) sering juga dikenal dengan 'job enlargement', contoh pekerjaan dibagian Engineering dan Quality baik Incoming dan Outgoing dihandle oleh orang yang sama termasuk juga penulis. Sebuah tantangan dan juga kenyataan yang harus diterima serta dilakoni
Kenyataan 'pahit' yang memang harus diterima dan dijalani dengan tetap mengedepankan kualitas produk demi menjaga kepercayaan customer walau dengan jumlah karyawan yang menipis, dari 30 pekerja kini tinggal 5 pekerja termasuk penulis sendiri. Sebuah seni mengelola, menganalisa, Time Arrangement hingga 'bercerai' dengan Medsos untuk sementara waktu.
Seni Mengelola berdasarkan hasil analisa mendalam menjadi kunci pertama saat jumlah pekerja menipis, dengan 'double job' yang harus di-handle menjadikan pengalaman mereka dengan pekerjaan yang akan dihadapi jadi kunci pertama. Anak Engineering sudah terbiasa dengan jenis masalah serta analisa problem mau ndak mau dijadikan Inspector quality tinggal dilatih soal ketelitian.
Administrasi yang biasa bermain depan komputer  dipaksa menjadi Inspector Part Incoming spesialisasi appearance check alias check tampilan barang. Pengalamannya saat bikin SOP plus training Operator bar selain menjadi admin bisa membantunya untuk mudah melahap menu check appearance dan seperti biasa tinggal ketelitian yang akan terlatih dengan seringnya mengecheck barang.
All in Jobs memaksa penulis untuk bisa time arrangement dan 'berdamai dengan medsos' menjadi kunci awal bisa menyelesaikan job tersebut. Tidak membuka WA grup yang setiap menit berbunyi dan hanya yang kaitan dengan perkerjaan menjadi satu langkah awal fokus dengan setiap pekerjaan yang akan dilakoni satu per satu.Jika medsos masih aktif selama kerja habis waktu kita nanti hanya untuk mengecheck status dan replay status di WA.
Yang ndak kalah penting saat melakoni all in jobs apalagi kalau bukan tetap jaga kesehatan dengan makan makanan bergizi yang teratur dan menu lainnya seperti buah serta vitamin. Harus diakui diusia sudah kepala empat tentu terasa berat saat mengecheck incoming barang yang berat nya diatas 10 kg dengan kedatangan barang diatas 500 pcs sekali kirim.
So, Job Enlargement atawa all in jobs memang terasa berat jika tidak dikerjakan, Awalnya juga berat karena kita harus berbagi fokus dengan jam kerja yang kita lakoni. Dengan berbagai tips diatas setidaknya beban pekerjaan kita terkurangi walau akhirnya tidak ada yang benar-benar fokus dengan satu job seperti biasanya, itulah tantangan dunia kerja terutama dipabrik sekarang ini paska Covid-19.
Tetap sehat, terus berimprovisasi dan jangan mengeluh dengan jumlah pekerja yang terbatas karena pasti ada jalan keluar.
#AllInJob
#PeluangImprovisasiEraCovid19
#JumlahPekerjaTerbatas
#JobEnlargement