Anugerah Bapeten 2019, Tantangan Pekerja Pabrik dalam Keamanan Nuklir

Alhamdulillah hari ini bisa hadir di ajang ANUGERAH BAPETEN 2019 yang digelar di Auditorium Binakara Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan. Tahun ini pabrik tempat penulis bekerja dimana penulis juga menjadi PPR (Petugas Proteksi Radiasi) menjadi salah satu dari 200 lebih instansi yang menerima anugerah tersebut.

ANUGERAH BAPETEN 2019 sendiri sebelumnya bernama BSSA (BAPETEN SAFETY & SECURITY AWARD) kemudian juga ada anugerah lainnya SIINTAN dan pada edisi kali ini yang merupakan edisi keempat ajang tahunan BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) digelar sejak 2015 silam menjadi ANUGERAH BAPETEN 2019. Adapun instansi yang menerima adalah Daerah Tingkat I, Daerah Tingkat 2, Instansi Rumah Sakit dan Instansi Gauging.

(Para perwakilan Provinsi saat menerima ANUGERAH BAPETEN 2019/ sumber foto diambil dari BAPETEN.go.id)

Adapun ANUGERAH BAPETEN tahun ini mengambil tema "Peningkatan Sinergi Pengawasan Keselamatan dan Keamanan Nuklir melalui Peran Aktif Pengguna". Diharapkan para pengguna tenaga nuklir dapat berperan aktif dalam menjaga serta mengawasi keselamatan dan keamanan instalasi sumber radiasi yang dengan tentunya mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh BAPETEN 2019.

ANUGERAH BAPETEN 2019, Tantangan Pekerja Pabrik

dokpri

(Momen penulis bersama perwakilan instansi lainnya / sumber foto dokumentasi pribadi)

Bicara nuklir yang terbayang adalah ketakutan karena terbayang ledahan fasilitas nuklir FUKUSHIMA (Jepang) hingga CHERNOBYL (Rusia), sehingga orang awam cenderung enggan untuk menerima dengan mudah aplikasi dan peneran nuklir. 

Walau sejatinya tenaga nuklir bisa menjadi solusi alternatif sumber energy dimasa datang namun perlu perjuangan keras dalam menanamkan betapa nuklir jika dikelola dengan sangat baik akan memberikan nilai tambah.

"Anda pernah rontgen, kena sinar X atau CT Scan?" itu pertanyaan penulis kepada pekerja dilingkungan pabrik saat mereka ada ketakutan dengan nuklir.

Sejatinya kita sendiri sudah terbiasa dengan nuklir walau dalam intensitas paparan yang kecil dan tidak menimbulkan efek yang berbahaya dibandingkan dengan ledakan nuklir.Saat penulis ikut pelatihan untuk mendapatkan ijin sebagai PPR yang diselenggarakan BATAN dengan lisensi dikeluarkan BAPETEN maka jadi paham akan maksud ketenaga nukliran serta tenaga nuklir sendiri, dimana tidak melulu bicara tenga reaksi fusi dan fisi dalam sebuah reaktor nuklir. 

Dalam UU No. 10 Tahun 1997, Ketenaganukliran adalah hal yang berkaitan dengan pemanfaatan, pengembangan, dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir serta pengawasan kegiatan yang berkaitan dengan tenaga nuklir. Sedangkan Tenaga nuklir adalah tenaga dalam bentuk apa pun yang dibebaskan dalam proses transformasi inti, termasuk tenaga yang berasal dari sumber radiasi pengion.

Dan pengoperasian Mesin Sinar X (XRF Machine) ditempat penulis pekerja merupakan bagian dari Tenaga nuklir itu sendiri karena sifatnya sebagai sumber radiasi pengion. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang menggunakan Mesin X Ray dalam proses pengechekan bahan ataupu pengecheckan leveling larutan dan sebagainya maka menjadi tantangan pekerja pabrik untuk dapat terus menjaga instalasi dengan tetap mengacu pada aturan yang berlaku serta memberikan edukasi kepada pekerja lain tentang apa dan bagaimana tenaga nuklir itu sendiri.

Dan ANugeran BAPETEN 2019 yang diterima pabrik tempat penulis bekerja tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mewujudkan instalasi yang aman dan selalu mengupdate kondisi yang berlaku.