Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bemo, 35 Tahun yang Lalu...

21 Maret 2016   05:42 Diperbarui: 21 Maret 2016   07:44 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="(Bemo di Mangga Besar)"][/caption]Seberapa sering ke Jakarta? Jawaban penulis lebih sering ke Tegal setiap bulannya. Terakhir ke Jakarta ya saat Kompasianival 2015 medio Desember lalu, sisanya menghabiskan waktu di Cibitung, Bekasi dan Tegal setiap dua minggu sekali untuk pulang kampung berjumpa keluarga.

Pertengahan minggu lalu penulis kembali ke Jakarta untuk mengikuti penyegaran yang diselenggarakan di Hotel Mercure Jakarta Kota selama dua hari. Momen yang kembali membawa penulis ke memori 35 tahun silan (bukan penyegarannya) namun saat melihat dan menaiki BEMO yang mangkal diMangga Besar dekat dengan hotel tempat acara penyegaran.

Ingat BEMO ingat kembali masa-masa kecil sebelum sekolah karena dulu belum ada PAUD ataupun TK karena penulis langsung masuk SD tahun 1983.Ayah dulu membawa BEMO yang pemiliknya tinggal di PTIK dekat Blok M dengan jalur Blok M – Pondok Labu pp.Saat almarhumah Ibu mengikuti pelatihan menjahit maka penulis dibawa Ayah narik bemo.

Kadang ayah harus minta maaf kepada penumpang karena harus mengantar anaknya ini buang air kecil sehingga perjalanan terhenti. Jadi hari-hari penulis ya jalur Blok M – Pondok Labu bersama ayah yang membawa bemo dan itu menjadi sebuah pengalaman berharga untuk ikut merasakan bagaimana ayah mencari rejeki ditengah panas terik jalanan ibukota.

Tampilan bemo di Mangga Besar memang tidak sebagus bemo ayah yang memang masih mulus (zaman dulu saat bemo masih menjadi angkutan favorit warga Jakarta).Namun mereka tetap bertahan ditengah derasnya arus persaingan model transportasi yang kian beragam. Dengan tampilan dan suaranya yang khas bemo tetap akan menjadi pilihan warga walau kian lama kian terpinggirkan.

[caption caption="Bubur Ayam Rizky Pantura"]

[/caption]Selain bemo ada hal lain yang mencuri perhatian penulis, apalagi kalau bukan kuliner pagi hari Bubur Ayam Rizki Pantura dekat BCA KCP di Mangga Besar.Bubur Ayam memang menjadi salah satu sarapan favorit penulis sejak belajar jualan Koran saat kelas 3 SD di depan RS. Fatmawati serta Kantor Pos Fatmawati yang sayang untuk dilewatkan.

Bubur Ayam Bang Rizky Pantura bolehlah dan maknyus pula ditambah porsinya itu yang besar alias banyak. Selain itu komplit pula tambahannya selain kerupuk, ayam, kacang, bawang juga ada cakwe plus emping menjadikannya enak untuk sarapan pagi jelang berakivitas. Harganya pun diluar perkiraan penulis yakni Rp. 9 ribu itupun sudah nambah satu sate empela.

Bemo tetap akan selalu menjadi memori indah penulis sedang Bubur Ayam akan selalu menemani sarapan pagi penulis walau tidak setiap hari (bisa bocor nanti anggaran untuk sarapan paginya.. yach minimal seminggu sekali lah).

Met beraktivitas untuk rekan Kompasioner.

Salam Kompasiana,
Wefi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun