Mohon tunggu...
weda prema
weda prema Mohon Tunggu... Editor - yooo
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

hai nama saya weda

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gaya Hidup dan Perilaku di Kelas Menengah

5 Desember 2020   14:14 Diperbarui: 5 Desember 2020   14:19 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ketika Indonesia sudah masuk dalam era perdagangan global, memang tidaklah mungkin membendung arus masuk berbagai produk dari luar negeri. Ketika hubungan perdagangan antarnegera makin terbuka, salah satu konsekuensi yang tak terhindarkan adalah masuknya berbagai produk impor, mulai dari kelas mahal, hingga produk-produk dengan harga yang sangat murah. Barang-barang impor dari China, misalnya dikenal dengan harganya yang murah, sehingga mau tidak mau akan menempatkan pengusaha produk dalam negeri pada posisi yang serba dilematis. Di tengah kepungan produk import yang berkelas dan membanjirnya produk-produk dari luar negeri yang impresif, harus diakui tidaklah mudah bagi pengusaha dalam negeri untuk dapat tetap survive.

Berbagai studi memang kerapkali memperlihatkan bahwa mengkonsumsi produk import terbaru dan bahkan seringkali memuja produk-produk kapitalis yang bermerk adalah bagian dari simbol status yang dikonsumsi sehari-hari orang-orang kelas menengah yang dari segi ekonomi mapan. Sementara itu, dalam soal politik, sering terjadi kelas menengah adalah bagian dari kelompok masyarakat yang bersikap acuh tak acuh, karena pada dasarnya mereka lebih menyukai situasi yang sudah mapan daripada harus menghadapi gejolak situasi yang tidak menentu.

Dalam kajian Sosiologi-Ekonomi, telah banyak terbukti bahwa yang namanya perilaku konsumsi masyarakat seringkali tidak sepenuhnya rasional, dan bahkan tak jarang irrasional. Yang arrtinya, ketika konsumen membeli sebuah produk, tidak selalu yang menjadi pertimbangan utama adalah kalkulasi untung-rugi dari segi ekonomis. Seseorang ketika membeli sebuah produk, selain mempertimbangkan kegunaan atau relevansi manfaat dari produk itu bagi kepentingan dirinya, yang menjadi bahan pertimbangan adalah hal-hal di luar fungsi instrinsik produk itu, terutama dari perspektif Cultural Studies disebut gengsi, citra, dan berbagai hal yang berkaitan dengan gaya hidup (life style)

Bagi kalangan kelas menengah, perlu disadari bahwa yang namanya produk industri sesungguhnya adalah sebuah perlambang atau simbol yang merefleksikan kebanggan terhadap sesuatu hal. Jadi tingkatkan peluang dan prospek pemasaran produksi dalam negeri di kalangan kelas menengah Indonesia, supaya Indonesia makin kaya raya dan selalu jaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun