Hubungan antara Israel dan negara-negara di kawasan Teluk Persia terus menguat, memperkuat fakta bahwa Israel adalah bagian integral dari kawasan dan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitasnya.
Presiden Israel Isaac Herzog melawat ke Uni Emirat Arab (UEA) pada Minggu (30/1/2022). Ini merupakan kunjungan kali pertama Presiden Israel ke negara Teluk Persia tersebut. Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan negaranya siap mendukung kebutuhan keamanan negara Teluk dan ingin lebih banyak negara di kawasan itu untuk bergabung dengan detente barunya dengan dunia Arab. Perjalanan diplomatik tingkat tinggi pada hari Minggu terjadi lebih dari sebulan setelah Naftali Bennett menjadi perdana menteri Israel pertama yang mengunjungi UEA, yang menormalkan hubungan dengan Israel pada September 2020.
Baca: Pilihan Biden dalam Krisis Yaman, Mengakhiri atau Memperburuk?
Isaac Herzog dikenal sebagai politisi veteran yang berbicara lembut dan kakeknya pernah menjadi kapala rabi atau imam Yahudi Palestina .Â
Pemilihan Isaac Herzog oleh anggota Parlemen atau Knesset sebagai presiden Israel, dengan latar belakang pertimbangan koalisi yang dapat mengakhiri cengkeraman lama Benjamin Netanyahu pada kekuasaan sebagai perdana menteri negara itu, adalah bagian yang simetris dan tentu saja simbolis.Â
Seperti yang ditulis Allison Kaplan Somer di surat kabar Haaretz yang berhaluan kiri, Herzog sedekat mungkin dengan "royalty" seperti yang dapat dibayangkan oleh sistem politik Israel, bagian dari elite Ashkenazi yang dulu dominan---mengacu pada orang Yahudi yang datang dari Eropa---yang membentuk negara Israel selama beberapa dekade setelah didirikan pada tahun 1948.
Dikutip dari laman jewishvirtuallibrary, Herzog lahir pada 22 September 1960, di Tel Aviv dari keluarga Zionis terkemuka.
Kakeknya, Yitzhak HaLevi Herzog, adalah Kepala Rabi Ashkenazi negara itu. Ayahnya, Chaim Herzog, menjabat sebagai duta besar Israel untuk PBB dan Presiden Israel.
Herzog tinggal di New York dan bersekolah di Ramaz School. Pada tahun-tahun berikutnya, ia juga belajar di sekolah menengah, Herzog memperoleh pendidikan akademik lanjutan di Cornell University dan New York University.
Ketika dia kembali ke Israel pada akhir 1978, dia mendaftar di IDF dan menjabat sebagai perwira utama di Unit 8200 Korps Intelijen. Herzog meninggalkan profesi sebagai tentara dengan pangkat mayor.
Herzog kemudian memperoleh gelar sarjana hukum dari Universitas Tel Aviv dan bekerja di firma hukum yang didirikan oleh ayahnya, Herzog, Fox & Ne'eman.