Mohon tunggu...
Max Webe
Max Webe Mohon Tunggu... Penulis - yesterday afternoon writer, working for my country, a reader, any views of my kompasiana are personal

"There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances." — Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Isu Naturalisasi: Maukah Anda Bermain untuk Indonesia?

18 Januari 2022   08:38 Diperbarui: 18 Januari 2022   08:51 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih baru timnas Indonesia, Shin Tae-yong, mengangkat jersey Merah Putih pada sesi perkenalan di Stadion Pakansari, Kab Bogor, Sabtu (28/12/2019).

Dunia sepak bola mungkin telah kehilangan daya pikatnya bagi sebagian orang, tetapi bermain untuk negara tetap menjadi puncak bagi banyak pesepakbola dan Piala Dunia masih merupakan acara olahraga paling populer di tengah masyarakat. Salah satu topik pembicaraan utama adalah tren membajak pemain luar.

Strategi naturalisasi adalah bagian dari tren global, karena ekonomi global dan pola migrasi telah melihat banyak negara menarik pemain asing.  Dari 32 negara yang berlaga di Piala Dunia FIFA 2018 di Rusia, 22 negara memiliki total 82 pemain asing dalam skuatnya. 

Maroko memimpin daftar dengan 17 pemain kelahiran asing di timnya. Pada Olimpiade Musim Panas 2016, 22 tim tenis meja nasional memiliki setidaknya satu pemain kelahiran Tiongkok. 

Tetapi penggunaan naturalisasi yang paling ekstensif mungkin adalah skuad bola tangan Qatar tahun 2015, yang hanya menampilkan segelintir pemain yang tidak dinaturalisasi, memicu kontroversi dan membuat banyak orang mempertanyakan peraturan olahraga.

Ide naturalisasi di Indonesia mulai melonjak di dekade 2010-an. Tapi sayangnya hingga kini belum ada gelar juara yang diraih oleh Indonesia dengan materi pemain naturalisasi di dalamnya. 

Mungkin sebagian penggemar timnas Indonesia belum sembuh dari rasa trauma dengan proyek naturalisasi gagal yang pernah diusung PSSI. 

Saat itu, Ketua Umum PSSI Nurdin Halid. Menurutnya, naturalisasi pemain di timnas bisa menjadi cara yang baik untuk mendongkrak prestasi Indonesia. 

Nurdin - yang telah dikritik karena kinerja tim nasional yang buruk sejak ia memimpin pada tahun 2003 - mengatakan asosiasi itu mengincar lima pemain Australia dan selusin pemain Belanda yang mungkin tertarik bermain untuk Indonesia, yang saat itu berada di peringkat 138 dunia.

Sepakbola Indonesia yang minim prestasi di kancah internasional, mulai tergiur untuk menaturalisasi pemain asing. Diketahui, Cristian Gonzales memperkuat Tim nasional (Timnas). Gonzales yang kelahiran Uruguay, mengajukan diri untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). 

Ia resmi berstatus WNI pada 3 November 2010. Di samping Gonzales, ketika itu ada Irfan Bachdim. Namun, pemain kelahiran 11 Agustus 1988 tersebut bukanlah pemain naturalisasi. 

Ia sudah memiliki paspor Indonesia sejak lahir. Setelah itu beberapa pemain dinaturalisasi, mulai dari Kim Kurniawan, Diego Michiels, Raphael Maitimo, Jhonny van Beukering, Tonnie Cussel, Greg Nwokolo, Stefano Lilipaly, Sergio van Dijk, Ilija Spasojevic, Herman Dzumafo, Beto Goncalves, Esteban Vizcarra, hingga Osas Saha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun