Mohon tunggu...
Max Webe
Max Webe Mohon Tunggu... Penulis - yesterday afternoon writer, working for my country, a reader, any views of my kompasiana are personal

"There is so much weariness and disappointment in travel that people have to open up – in railway trains, over a fire, on the decks of steamers, and in the palm courts of hotels on a rainy day. They have to pass the time somehow, and they can pass it only with themselves. Like the characters in Chekhov they have no reserves – you learn the most intimate secrets. You get an impression of a world peopled by eccentrics, of odd professions, almost incredible stupidities, and, to balance them, amazing endurances." — Graham Greene, The Lawless Roads (1939)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hidup di Alam VUCA

24 Desember 2021   03:23 Diperbarui: 29 Desember 2021   10:05 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: www.ciiblog.in

Kemudian, krisis Covid-19 berikut variannya membuat intensitas hidup sesuai dengan apa yang digambarkan sebagai dunia VUCA dalam beberapa tahun terakhir. 

VUCA adalah akronim yang berarti volatility (volatilitas), uncertainty (ketidakpastian), complexity (kompleksitas), dan ambiguity (ambiguitas), kombinasi kualitas yang jika digabungkan mencirikan sifat dari beberapa kondisi dan situasi yang sulit. Ia telah terbukti menjadi kerangka kerja yang berguna bagi dunia selama beberapa dekade terakhir. Ini menggarisbawahi sebuah kesulitan dalam membuat keputusan yang baik dalam paradigma perubahan teknologi dan budaya yang seringkali membingungkan.

Ide VUCA sendiri berasal dari teori kepemimpinan Burt Nanus dan Warren Bennis tahun 1987, yang kemudian digunakan dalam pelatihan militer di US Army War College untuk menggambarkan situasi politik-keamanan yang berubah cepat di era 1990-an, dari keruntuhan Soviet hingga Perang Teluk. 

Konsep ini kemudian menyebar dengan cepat dalam buku-buku strategi bisnis. Pada tahun 2009, seorang peneliti Amerika dari Institute for the Future (IFTF) di Silicon Valley, Bob Johansen, mengadaptasi konsep ini di banyak industri untuk memandu kepemimpinan dan perencanaan strategi.

Tidak mengherankan,  seluruh lingkungan bisnis dan organisasi saat ini telah berubah dengan cara yang sangat mirip, seperti peperangan. 

Dengan pengamatan ini, bagaimana Anda bisa mempersiapkan masa depan yang tidak dapat Anda prediksi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun