Mohon tunggu...
Wayunita Siregar
Wayunita Siregar Mohon Tunggu... Guru - Guru

Terstruktur, adalah hal yang selama ini dilatih dalam diri saya mulai dari skeolah dasar bahkan sampai saat saya bekerja sekarang. Selama menempuh pendidikan di Universitas dengan jurusan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan melayani menjadi guru sejarah, saya semakin memahami bahwa dalam pelayanan dan pekerjaan saya membutuhkan semua hal dapat dilaksanakan dengan terstruktur. misalnya dalam memnuat metode pemeblajaran, bahan ahar, aktivitas kelas bahkan bagian administrasi selama pembelajaran. selanjutnya, saya sangat suka dengan hal unik dan menyenangkan misalnya tempat wisata yang masih belum banyak dikunjungi oleh orang lain(wisata alam ) atau makanan yang enak yang jarang orang pikirkan(misalnya kan mas yang dioleh dnegan asam dan rempah yakni makanan khas Batak Naniura) atau hal lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Integrasi Model Bryan Smith Tahap 2 dalam Pembelajaran Sejarah Kelas X IPS

13 September 2022   10:25 Diperbarui: 14 November 2022   07:47 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Anak didik haruslah mampu untuk menghidupi kebenaran Allah dan menerapkan dalam kehidupannya (Brummelen, 2006, hal. 19). Sehingga untuk menerapkan kebenaran tersebut mereka perlu untuk mengenal dahulu kebenaran Allah. Pengenalan akan kebenaran ini anak didik peroleh melalui pembelajaran mereka. Pengetahuan yang mereka peroleh membatu mereka untuk semakin mengenal kebenaran Allah, hal ini menjadi demikian karena memang pada dasarnya pengetahuan tidak dapat dipisahkan posisinya dari kebenaran. Maksudnya adalah bahwa anak didik dapat mengenal kebenaran Allah, karena mereka memperoleh pengetahuan akan kebenaran tersebut. Pengetahuan ini merupakan nilai-nilai akan kebenaran jadi tidak hanya sekedar materi pelajaran semata. Jadi seluruh pengetahuan dalam setiap subjek pembelajaran tentunya haruslah dapat mengenalkan kebenaran kepada anak didik, karena memang inilah yang seharusnya.

Sebenarnya mengenal kebenaran Allah itu juga sulit untuk dilakukan oleh manusia, karena dosa sudah menghalangi manusia untuk dapat melihat kebenaran Allah tersebut (Calvin, 2000, hal. 60-62). Tidaklah mungkin pengenalan akan kebenaran Allah melalui pengetahuan yang anak didik peroleh dalam pembelajaran dapat terjadi, karena manusia sendiri kesulian untuk melihat kebenaran Allah. Dengan demikian bukan hal yang pasti bahwa pengetahuan dalam pembelajaran yang ada dapat mengenalkan kebenaran Allah, jika hal ini terjadi maka tidaklah mungkin untuk tercapainya tujuan pendidikan. Hal yang sangat disyukuri bahwa Allah mewahyukan Alkitab sebagai kebenaran-Nya yang Ia singkapkan untuk kita, jadi manusia dapat mengenal kebenaran Allah tersebut melalui kebenaran Alkitab. Seperti yang Berkof (2014, hal 33) paparkan bahwa Alkitab merupakan kebenaran Allah yang diinspirasikan kepada para penulis. Sehingga melalui Alkitablah kita juga dapat mengenal kebenaran Allah tersebut. 

Pengenalan melalui Alkitab memang tidak menjadi satu-satunya jalan bagi kita untuk mengenal kebenaran Allah. Masih ada Roh Kudus serta Wahyu umum, akan tetapi melalui Alkitab sebagai wahyu khusus bagi anak-anak Allah. Alkitab membantu kita untuk semakin mengenal kebenaran tersebut, pengenalan ini merupakan pengenalan yang lebih dalam lagi. Pengenalan akan kebenaran ini juga perlu untuk diimanni, melalui iman ini Roh Kudus akan membantu kita untuk memahami kebenaran tersebut.

Jadi setiap pengetahuan dalam pembelajaran haruslah berdasar pada kebenaran Alkitab sebagai kebenaran Allah (Grudem, 2009, hal. 29-33), Hal ini tentunya berlaku bagi semua pembelajaran yang ada. Menjadikan Alkitab sebagai dasar pembelajaran, dapat dilakukan dengan menjadikan kedua hal tersebut menjadi suatu kesatuan yang utuh. Alkitab sebagai kebenaran Allah menjadi satu kesatuan dengan pengetahuan dalam pembelajaran yang dibawakan. Dengan demikian integrasi kebenaran Alkitab dengan pengetahuan dalam pembelajaran merupakan hal yang harus dilakukan. Integrasi ini dilakukan dalam setiap subjek pembelajaran, termasuk pembelajaran sejarah. Integrasi pengetahuan dalam pembelajaran sejarah ini menjadikan anak didik tidak hanya mendapat pengetahuan mengenai masa lampau melalui pembelajaran sejarah, akan tetapi lebih dari pada hal tersebut bahwa anak didik mendapat pengetahuan mengenai masa lampu untuk mencapai hidup yang lebih baik di masa mendatang. Hidup yang lebih baik ini maksudnya adalah hidup dalam kebenaran Allah.

Melalui integrasi anak didik dapat mengenal kebenaran Allah dengan pengetahuan yang mereka peroleh dalam pembelajaran. Integrasi dalam pembelajaran ini dilakukan dengan hal pertama bahwa anak didik haruslah memiliki iman akan Alkitab sebagai kebenaran Allah, sebagai orang Kristen hal ini sebenarnya sudah menjadi dasar bahwa kita mengimani Alkitab sebagai kebenaran Allah. jika tidak demikian maka suatu hal yang percuma untuk melakukan integrasi ini dalam pembelajaran, jika anak tidak mempercayai Alkitab sebagai kebenaran Allah, karena apapun yang dibahas dalam pembelajaran yang terintegrasi ini hanya akan menjadi sia-sia saja. Roh Kudus memampukan kita untuk mengenal kebenaran Alkitab (Holmes, 2000, hal. 20). Roh Kudus menuntun pengertian untuk memahami kebenaran melalui iman terhadap kebenaran tersebut (Hodge, 2005, hal. 43). Hal yang pertama adalah kita harus mengimani Alkitab sebagai kebenaran Allah, sehingga Roh Kudus nantinya akan menuntun kita untuk memahami kebenaran tersebut. Setelah hal ini maka selanjutnya adalah penerapan integrasi dalam pembelajaran. 

Jika integrasi pengetahuan dengan Alkitab dalam pembelajaran tidak dilakukan maka nantinya, siswa hanya akan memandang pembelajaran sebatas pengetahuan semata, di mana mereka nantinya tidak mampu menggunakan pengetahuan tersebut untuk memahami hal disekelilingnya dengan benar (Barna, 2003, hal. 18). Memahami dengan benar ini maksudnya adalah memahami dengan pemikiran yang serupa dengan Kristus. Dengan kata lain bahwa pengetahuan tanpa integrasi dalam pembelajaran tidak akan mampu untuk mengenalkan kebenaran Allah pada siswa. sehingga nantinya mereka tidak akan memiliki pengetahuan akan kebenaran tersebut. dalam pembelajaran sejarah, jika integrasi ini tidak dilakukan maka anak didik hanya akan memandang pembelajaran sejarah mengenai pengetahuan akan masa lampau untuk hidup yang lebih baik, hidup yang lebih baik ini tidak lagi harus sesuai dengan kebenaran Allah. maksudnya adalah hidup lebih baik dari sebelumnya tetapi belum tentu hidup dalam kebenaran. 

Penerapan integrasi dalam pembelajaran sejarah ini melalui kerjasama antara guru, siswa bahkan sekolah. Melalui observasi dilakukan oleh penulis di salah satu SMA Kristen terlihat bahwa integrasi ini belum dilakukan dengan benar. Penulis berpendapat demikian karena, dalam pembelajaran yang di observasi oleh penulis, belum menerapkan integrasi sampai pada tahap mengintegrasikan pengetahuan dalam pembelajaran yang dibawakan. Integrasi harus sampai pada tahapan integrasi pengetahuan dalam pembelajaran, agar siswa memiliki pengetahuan yang nantinya menjadi pemahaman yang Biblical. 

Doa pembuka dan penutup dalam pembelajaran sebenarnya sudah termasuk dalam tahap penerapan integrasi, tetapi seperti sebelumnya bahwa hal ini saja tidak cukup untuk mereka memiliki pemahaman yang Biblical. Selain hal tersebut, materi bahkan pertanyaan-pertanyaan yang ada selama pembelajaran hanya membahas mengenai pengetahuan tentang sejarah saja tanpa adanya menyingkapkan kebenaran Allah melalui pembelajaran tersebut. Hal ini akan mengakibatkan siswa tidak dapat mengenal kebenaran Allah, sehingga pengetahuan yang mereka miliki belum tentu pengetahuan yang benar. Tanpa pengetahuan yang benar, siswa tidak akan memiliki pemahaman yang Biblical yang dapat menuntun mereka untuk menghidupi kebenaran Allah. Hal ini akan sangat bertentangan dengan tujuan pendidikan.  

Guru Kristen memiliki tanggung jawab yang besar dalam penerapan integrasi, sebelum penerapan hal ini yang penting adalah, guru Kristen harus mengenal dahulu kebenaran Allah. Pengetahuan yang benar siswa peroleh melalui pembelajaran yang guru bawakan. Sebagai sekolah Kristen, sudah menjadi hal yang seharusnya bahwa guru sudah memahami mengenai kebenaran Alkitab, hanya saja apakah guru mau untuk menerapkan hal tersebut. Iman yang dimiliki oleh guru akan memampukan guru untuk menerapkan integrasi, hal ini sangat berkaitan erat dengan kemauan guru dalam melakukan integrasi tersebut. Jika guru memang sudah memiliki pemahaman atas kebenaran Alkitab bukan menjadi jaminan yang pasti bahwa guru juga akan menerapkan pemahaman yang ia miliki untuk menerapkan integrasi dalam pembelajaran yang ia bawakan. Kemampuan dan kemauan guru dalam mengintegrasikan pembelajaran berpengaruh besar terhadap siswa dapat mengenal kebenaran melalui pengetahuan yang diperoleh selama pembelajaran.  

Dengan demikian dalam praktek mengajar 2, penulis berusaha menerapkan integrasi ini. Penerapan integrasi ini menggunakan model integrasi Bryan Smith tahap 2, integrasi model Bryan Smith tahap 2 ini adalah tahap responding with the Bible. Tahapan ini merupakan tahapan di mana siswa nantinya dapat memberikan respon yang konkret yang tentunya dapat diterapkan didalam kehidupan sehari-hari. Tindakan konkret ini merupakan respon yang siswa berikan setelah mereka memperoleh pengetahuan yang sudah di integrasi pembelajaran yang dilakukan. Penerapan integrasi model Bryan Smith tahap 2 sudah terbukti mampu untuk siswa memiliki pemahaman yang Biblical melalui pengetahuan yang diperoleh dalam pembelajaran. Penulis tidak menerapkan tahap 3 karena karena waktu serta kondisi yang tidak memungkinkan untuk diterapkannya sampai pada tahapan 3 tersebut. hal lainnya adalah penulis hanya berfokus sampai tahap mengintegrasikan pengetahuan saja tidak sampai membangun kembali tindakan dan pemikiran yang berdasar pada Alkitab. 

Sebelum penerapan integrasi ini dilakukan, penulis memastikan dahulu bahwa anak didik sudah tahu mengenai Alkitab dahulu, ataupun sudah tahu apa itu Alkitab. Akan sulit jika menerapkan integrasi ini padahal anak didik belum tahu mengenai Alkitab. Melihat latar belakang sekolah tersebut merupakan sekolah Kristen, serta memiliki visi dan misi yang tidak bertentangan dengan Alkitab. Maka integrasi dapat untuk diterapkan. Penerapan integrasi ini akan membantu juga nantinya untuk anak didik memperteguh imannya kepada Allah. Melalui pembelajaran yang diperoleh nantinya melalui integrasi ini, mereka akan semakin diperlihatkan akan keagungan Allah serta kebenarannya. Selain itu mereka akan semakin menyadari mengapa harus hidup dalam kebenaran Allah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun