Mohon tunggu...
Wayudin
Wayudin Mohon Tunggu... Guru - Pengabdian tiada henti

Seorang guru SMP swasta di kota Medan,tertarik dengan fenomena kehidupan masyarakat dan tak ragu untuk menyuarakan pendapatnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

(Hanya) Baju Baru yang Bisa Mengalahkan Covid-19

23 Mei 2020   19:30 Diperbarui: 23 Mei 2020   22:05 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : tribunnews.com

Gegap gempita Lebaran telah terlihat sejak beberapa hari terakhir bahkan semakin kesini euforia masyarakat untuk merayakannya tidak tampak berkurang malah semakin bertambah. Lihat saja lautan manusia yang memenuhi berbagai pusat perbelanjaan. 

Situasi yang demikian ramai tak ubahnya dengan tahun-tahun lalu ketika Covid-19 belum menyerang. Penyebab utamanya tentu membeli berbagai kebutuhan dalam menyambut datangnya hari kemenangan tersebut. Bukan hanya ramai, maskerpun ditanggalkan asalkan dapat membawa pulang sekantong baju baru.

Di satu sisi, Lebaran memang selalu membawa sukacita bagi masyarakat, baik yang merayakan maupun yang tidak, minimal dapat turut merasakan keramaian yang ada. Namun di sisi lainnya, bukankah kita seharusnya juga merasakan prihatin karena pandemi masih menghantui dan perilaku masyarakat yang berburu belanjaan justru dapat meningkatkan resiko penularan. 

Apakah masyarakat yang berbelanja tersebut sempat berpikir bahwa bagaimana jika salah satu dari orang yang turut berbelanja atau mungkin salah satu pramuniaga atau kasir yang menerima pembayaran merupakan OTG (orang tanpa gejala) dan akhirnya kita pulang dengan membawa baju baru beserta virus corona untuk orang-orang yang kita kasihi di rumah. Bagaimana pula menelusuri kembali orang-orang yang sempat saling berinteraksi di keramaian tadi?

Seandainya kemudian benar bahwa orang-orang di rumah tertular dan sampai harus dirawat di rumah sakit, apakah pada akhirnya semua persiapan Lebaran yang telah kita lakukan tersebut berguna? Apa arti dari sehelai baju baru bila kita harus membayar harga dengan dikarantina di rumah sakit. 

Apakah kue-kue lebaran yang telah kita persiapkan dapat kita nikmati ketika harus dikarantina? Kita semua tentu tahu dengan jelas bahwa jawabannya adalah TIDAK. Lantas mengapa kita masih menjerumuskan diri kita dalam bahaya penularan dengan turut menyibukkan diri berburu keperluan Lebaran? Tanpa kita sadari, masyarakat masih sering bertindak irasional hanya untuk memenuhi kebahagiaan yang bersifat sementara dan melupakan efek negatif yang akan menyertainya.

Ahhh....itulah masyarakat Indonesia. Masyarakat yang unik dan lain dari yang lain. Bahkan yang lebih menakjubkan, Walikota Bogor (Bima Arya) ketika melakukan sampling ke sebuah pasar menemukan bahwa 6 dari 10 orang ibu-ibu yang berbelanja di sebuah pasar ternyata adalah penerima bansos, namun dana bansos tersebut dipakai untuk membeli kerudung dan baju. 

Apakah mungkin ibu-ibu tersebut dapat mengisi perut ataupun sekadar bertahan hidup hanya dengan mengenakan baju baru? Sebenarnya fenomena penyalahgunaan bansos terjadi merata di Indonesia, bukan cuma di Bogor karena fenomena ramainya pusat perbelanjaan terjadi pula di seluruh Indonesia dan semakin ramai akhir-akhir ini seiring dengan turunnya dana bansos dari pemerintah. Lantas apa bedanya pihak yang mengklaim bansos yang salah sasaran (diterima oleh orang yang mampu) dengan bansos yang tepat sasaran namun dipakai untuk membeli baju baru? Bukankah pada akhirnya kedua hal ini berujung pada penyalahgunaan peruntukan dari bansos itu sendiri?

Sangat disayangkan bahwa harus diakui pada saat ini masyarakat Indonesia belum cukup bijak dalam mengklasifikasikan mana kebutuhan primer dan mana kebutuhan sekunder bahkan tersier. Masyarakat kita lebih takut merayakan Lebaran tanpa baju baru daripada merayakan Lebaran bersama tenaga kesehatan karena dikarantina di rumah sakit. Bagaimanapun inilah potret sebagian besar masyarakat Indonesia. Keinginan untuk memiliki baju baru bahkan bisa mengalahkan rasa takut tertular Covid-19. Kita yang disini hanya bisa geleng-geleng kepala dan berdoa semoga saja baju baru tersebut memang bisa membuat mereka yang telah rela berkerumun dan melanggar aturan PSBB untuk kebal dari Covid-19. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun