Mohon tunggu...
Wayudin
Wayudin Mohon Tunggu... Guru - Pengabdian tiada henti

Seorang guru SMP swasta di kota Medan,tertarik dengan fenomena kehidupan masyarakat dan tak ragu untuk menyuarakan pendapatnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bangkit dalam Optimisme Normal Baru

20 Mei 2020   11:27 Diperbarui: 20 Mei 2020   11:32 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebagaimana Hardiknas yang lalu, perayaan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) kali ini pun tidak terlihat adanya upacara bendera yang dilaksanakan di sekolah-sekolah. 

Bukan berarti bahwa bangsa ini telah melupakan jasa besar hari dimana kita mulai bangkit sebagai sebuah bangsa dalam melawan penjajahan Belanda. Perjuangan melawan penjajah memang sudah ada sejak lama, namun yang membedakannya adalah jika dulu perjuangan dilakukan secara sporadis. 

Dengan berdirinya Boedi Oetomo, perjuangan kita menjadi tidak sama lagi, namun menjadi lebih terorganisir. Perjuangan yang awalnya bersifat kedaerahan, kini bersalin rupa dan perlahan-lahan mengarah kepada pergerakan nasional.

Meskipun peristiwa lahirnya Boedi Oetomo telah lama berlalu, semangat Harkitnas tetap bisa dirasakan hingga saat ini. Pandemi yang masih membelenggu bangsa ini tak ubahnya penjajah yang dulu menjajah bangsa ini berabad-abad lamanya. Jika dulu penjajah mengeruk kekayaan alam kita, maka pandemi ini telah menguras banyak energi, waktu, dan melumpuhkan aktivitas ekonomi masyarakat. 

Oleh karena itulah, dalam masa-masa seperti ini patut kita tanamkan kembali semangat kebangkitan nasional. Apa yang harus kita bangkitkan saat ini? tak lain tak bukan adalah semangat optimisme. 

Pandemi yang berkepanjangan dan belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir tentu mengakibatkan sebagian dari kita menjadi pesimis. Pesimis bagaimana kelanjutan usaha, pesimis bahwa pandemi ini akan berakhir segera, bahkan juga pesimis bagaimana hidup kita selanjutnya.

Sikap pesimis sebenarnya tidak akan membawa kita kemana-mana selain semakin terpuruk dalam situasi. Bukankah selalu ada pagi setelah malam berlalu? 

Demikian juga prinsip yang harus kita tanamkan saat ini. Suatu saat, pandemi ini pasti akan berlalu, cepat ataupun lambat. Justru cepat atau lambatnya pandemi ini berlalu sangat bergantung pada sikap kita. 

Sikap pesimis justru membuat pandemi berlarut-larut karena kita merasa pasrah dan tak lagi mau berusaha. Sikap optimis akan mendatangkan tindakan sebaliknya. 

Karena yakin akan berlalu, maka saat ini yang dapat kita lakukan adalah berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah penularan lebih lanjut. Sikap optimis jugalah yang melahirkan pemikiran bahwa pandemi ini akan membawa banyak kewajaran baru di tengah-tengah masyarakat atau yang kita kenal dengan istilah new normal. 

New normal dilakukan dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan dan jaga jarak fisik sehingga new normal bukanlah sebagai bentuk kepasrahan namun optimisme kita dalam bangkit melawan pandemi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun