Mohon tunggu...
Yogi Setiawan
Yogi Setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Aku adalah

Pemuda yang penuh semangat, senang berbagi dan pantang menyerah. Mulai menulis karena sadar akan ingatan yang terbatas. Terus menulis karena sadar saya bukan anak raja, peterpan ataupun dewa 19.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Etika Menonton Konser Musik

24 Februari 2016   08:52 Diperbarui: 24 Februari 2016   09:02 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Penonton saling bergendongan dan mengibarkan bendera/spanduk saat konser, ternyata menganggu sebagian orang yang menonton konser. (foto:YS)"][/caption]

Apakah menonton konser itu ada etikanya? Pertanyaan ini muncul dari pikiran saya sehabis menonton konser Slank di acara ulang tahun Bank BTN yang ke 66.

Saat konser, ada penonton yang bawa spanduk dan bendera yang bergambarkan logo Slank dan bertuliskan nama-nama asal mereka seperti Slanker Depok, Slanker Bogor, Slanker Serang, Slanker Pekalongan, Slanker Purwodadi, dan banyak lagi. Kemudian mereka saling bergendongan dan mengibarkan bendera tersebut. Kelakuan ini ternyata menyebalkan bagi sebagian orang. Menyebalkan karena penonton yang berada dibelakangnya tidak bisa melihat aksi panggung artis yang sedang  bernyanyi. Tidak sedikit penonton yang protes, berteriak kepada penonton di depannya untuk turun. Ada pula yang tak mampu menahan kesal lalu mengatakan “woi norak, turun woi!”. Bahkan ada yang sampai melempar botol bekas minuman.

Kekesalan penonton inilah yang membuat saya menulis, bahwa menonton konser musik mesti ada etikanya. Dari peristiwa itu, saya menyimpulkan ada sepuluh etika menonton konser musik:

Pertama, tidak boleh bergendongan, karena menutupi pandangan penonton dibelakangnya. Boleh bergendongan, jika yang digendongnya anak balita. Mengapa anak balita boleh digendong? Pertama, anak balita tidak bisa melihat artis yang sedang konser kalau tak digendong. Kedua, kalau tidak digendong bisa kegencet penonton lainnya. Lebih baiknya lagi, tak usah membawa balita saat menonton konser.

Kedua, tidak boleh mengibarkan spanduk ataupun bendera. Apalagi kalau mengibarkan spanduknya dengan bergendongan. Perbuatan ini sangat menutupi pandangan orang dibelakangnya dan membuat kesal. 

Ketiga, tidak boleh berjoget hingga menyakiti orang sekitarnya, sehingga dapat memicu perkelahian. Kalau joget yang asik-asik ajalah. Joget asik itu, joget yang menjaga kedamaian.

Keempat, jangan buang sampah sembarangan. Seringkali sehabis konser selesai, banyak sampah berserakan. Jangan mentang-mentang ada petugas kebersihan, sehingga seenaknya meninggalkan sampah sembarangan. Masing-masing penonton, harus menyiapkan kantung sampah pribadi saat menonton konser. Kemudian, selepas menonton konser, baru bisa membuang sampahnya ke tempat sampah.

Kelima, jangan merokok. Ini jadi masalah bagi penonton yang tidak merokok. Saat ini belum ada acara konser yang memisahkan penonton perokok dengan penonton non-perokok. Jadi, bagi yang tidak merokok harap menghargai orang-orang yang merokok. Mereka itu tak tahan dan tak nyaman jika menonton konser tanpa merokok, “Jogetnya gak ngefly”. Ups kebalik gak ya?

Keenam, jangan cabul. Padatnya penonton konser, terkadang dimanfaatkan segelintir orang untuk  cabul. Terutama kalau nonton konser di luar negeri, banyak bulenya. Itu mah Cari Bule.

Ketujuh, jangan lupa bayar tiket. Penonton baru boleh tidak bayar tiket, jika konser itu gratis. Jika berbayar, jangan sekali-kali menerobos masuk tanpa bayar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun