Mohon tunggu...
Wayan Suniasih
Wayan Suniasih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa minim prestasi yang penuh dengan mimpi☀

Lampu yang terang Tidak dapat tidur terlelap Hati yang tak tenang Tak sanggup menahan gemerlap

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku dan Sekolahku

27 Oktober 2021   13:30 Diperbarui: 27 Oktober 2021   13:51 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Maaf ya pak saya tidak bisa menjadi juara" ucapku lirih namun tetap terdengar.

"gak papa yan, anggap saja ini awal dari kesuksesan kamu dan untuk selanjutnya harus berlatih lebih keras karena empat bulan lagi ada O2sn(olimpiade olahraga siswa nasional) di pagatan" ucap pak budi dengan serius.

"iyaa pak saya akan berlatih dengan bersungguh-sungguh" ucapku.

"Semangat! Semangat! Semangat" ucap pak budi memberiku semangat dengan mengempal tangan.

Sudah 4 bulan terakhir aku selalu berlatih dengan bersungguh sungguh.

Hari ini adalah hari yang kutunggu-tunggu dimana aku harus menunjukkan kemampuanku sebaik mungkin tetapi rasa gugup tak pernah luput dari jiwaku.

"wayan kamu harus optimis! jangan psimis" ucap pak budi memberi semangat karena sejak tadi melihatku terlihat gelisah.

Perlombaan pun sudah di mulai, di mulai dari lomba lari. Aku berdoa terlebih dahulu, kemudian menarik nafas sampai tiga kali agar menghilangkan rasa gugup yang kualami dan membuang pikiran buruk yang membuat ku tidak percaya diri.

Pada saat lomba lari aku tidak menyangka karena aku menepati posisi pertama dengan lari paling cepat diantara peserta lainnya. tentu saja aku senang tetapi aku tidak bisa merasa puas sampai di situ saja karena masih ada lomba selanjutnya yaitu lompat jauh dan tolak peluru. Sekilas aku melihat pak budi memberiku semangat dengan mengepalkan tangan dari jarak kejauhan.

Dan lagi-lagi aku menepati posisi pertama dari lomba lompat jauh dan tolak peluru.

"Hebat yan kamu jadi juara pertama atletik putri" ucap pak dengan rasa bangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun