Mohon tunggu...
Reanita Utami
Reanita Utami Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Strategi Komunikasi Yayasan Bumi Sehat sehingga Dapat Diterima oleh Masyarakat

20 Oktober 2017   13:47 Diperbarui: 3 Desember 2017   09:25 4437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Komunikasi menurut Laswell adalah menjelaskan dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What in Which Channel to Whom with What Effect? Paradigma Laswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi 5 unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu: Komunikator, pesan, media, komunikan, dan efek. Jadi, komunikasi adalah proses pertukaran pesan yang dilakukan antara komunikan dan komunikator dengan tujuan tertentu dan menggunakan channel atau saluran tertentu untuk menyampaikan pesan tersebut. 

Dalam komunikasi terdapat banyak aspek yang bisa dilihat, bukan hanya tentang komunikasi yang terjadi antar manusia dan manusia. Tetapi terdapat aspek yang tidak bisa kita hindari sebagai manusia yaitu hubungan kita dengan lingkungan. Lingkungan disini artinya adalah bagaimana kita sebagai manusia mengkomunikasikan masalah-masalah yang terjadi terkait lingkungan kita dengan sesama manusia lainnya. Hal ini penting karena, bagaimanapun kita sebagai manusia tidak bisa hidup dengan makhluk yang sama. 

Tetapi kita hidup di bumi dengan banyak makhluk lainnya misalnya hewan dan tumbuhan. Dalam komunikasi terdapat ilmu tentang komunikasi lingkungan dan kesehatan yang membahas tentang bagaimana kita sebagai manusia berkomunikasi dengan mengangkat isu tentang lingkungan dan mencari solusi tentang masalah tersebut, berbeda dengan ilmu tentang lingkungan lainnya dalam komunikasi yang sangat ditekankan adalah bagaimana pesan, efek, komunikan, komunikator, dan efek yang disampaikan dalam pesan tentang kesehatan dan lingkungan. Salah satu bentuk dari komunikasi kesehatan dan lingkungan yang akan saya bahas adalah mengenai bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh Yayasan Bumi Sehat agar dapat diterima oleh masyarakat yang terbiasa dengan metode lama agar dapat menerima dan ngubah kebiasaan ibu hamil di sekitar desa Nyuh Kuning Ubud.

Ibu Robin pindah dari Hawaii dan menetap di Pulau Dewata pada awal tahun 90-an. Di Bali Ibu Robin, yang bekerja sebagai pengajar di Desa Nyuh Kuning, melahirkan anak ke limanya. Pengalaman melahirkan di Bali, ditambah dengan meninggalnya salah seorang ibu hamil di kampung tersebut tanpa sempat ditolong, membuat Robin ingin berbuat sesuatu untuk membantu warga. Maka Ibu Robin ikut turun tangan membantu ibu yang akan bersalin. Diawali dari sekadar mengantar ibu ke rumah sakit dan ikut mengurusnya pasca-kelahiran, Robin lalu kerap dimintai bantuan tenaga oleh rumah sakit atau dukun beranak.

Yayasan Bumi Sehat berdiri pada tahun 1995 di Ubud, Bali. Pendiri dari Yayasan ini adalah Robin Lim seorang bidan asal Amerika yang mempunyai latar belakang pendidikan sebagai bidan Universitas di Santa Barbara City dan sertifikat bidan dari North American Registry of Midwives dan Asosiasi Perbidanan Indonesia. Yayasan Bumi Sehat dapat diartikan sebagai, Yayasan sendiri yang artinya adalah non-profit, Bumi artinya Ibu, dan Sehat disini diartikan dengan keadaan yang baik. Maka, Yayasan Bumi Sehat menurut Ibu Robin diartikan Yayasan Ibu Bumi Sehat. Yayasan Bumi Sehat adalah lembaga non-profit yang awalnya berfokus pada ibu yang akan melahirkan. 

Yayasan Bumi Sehat adalah organisasi non-profit yang terletak di desa Nyuh Kuning, Ubud, Bali. Pada Januari 2005, Yayasan Bumi Sehat resmi didirikan melalui lisensi Notaris, pada tahun 2006 dilegalkan dengan nama "Yayasan Bumi Sehat Desa Nyuh Kuning" melalui UU Keputusan dari Menteri Hak Asasi Manusia dan terdaftar di Kabupaten Gianyar dan Departemen Sosial Provinsi Bali. Awal mula berdirinya yayasan ini dilatarbelakangi oleh pengalaman pribadi Ibu Robin yang kehilangan sahabat dan bidan yang membantu kelahiran anaknya. Ia juga kehilangan saudara perempuan dan bayinya yang meninggal karena komplikasi saat kehamilan ketiga. 

Menurut pengalamannya ia merasa bahwa Dokter spesialis kehamilan tidak mengusahakan ibu yang akan melahirkan terjadi secara normal. Padahal sebenarnya sang ibu mampu melahirkan secara normal, hal ini karena Dokter spesialis kehamilan lebih mengutamakan profit yang akan diperoleh jika ibu melahirkan secara Caesar.Namun, tidak semua Dokter Spesialis Kandungan memiliki pemikiran seperti ini, ada banyak juga Dokter yang dengan tulus membimbing pasien (Halo Ibu, 2015). Selain itu tingginya biaya persalinan di rumah sakit akan memberatkan keluarga kurang mampu, maka Ibu Robin menggratiskan biaya layanan kesehatan. 

Yayasan yang ia pimpin, murni berjalan dari donasi dan bantuan para pendonor. Robin menyebut dari awal pendirian mereka tak pernah menolak pasien. Kadang, pasien harus dipindah ke rumahnya karena klinik kekurangan tempat tidur (Astralife, 2016). Menurut Ibu Robin, Ibu hanya harus mendapatkan kasih sayang dan motivasi untuk melahirkan secara normal. Teknik persalinan yang lembut yang artinya menawarkan perempuan tempat yang baik untuk melahirkan, mengurangi rasa sakit ketika akan melahirkan, mengurangi intervensi medis dan bedah sesar yang tidak diperlukan, dan untuk meningkatkan kesehatan bayi. Gentle Birthing Service menempatkan ibu dan keluarga di tengah proses melahirkan dengan mendukung persalinan dengan cara yang aman. Tanpa tekanan dan melahirkan secara natural tanpa menggunakan intervensi medis, karena ntervensi medis dapat menyebabkan risiko lebih untuk ibu dan bayi.

Sisi komunikasi yang ditunjukan dari studi kasus saya adalah bagaimana Ibu Robin melakukan pendekatang secara interpersonal dengan menunjukan bahwa Ia mencintai setiap orang dengan mengatakan "I love you"kapanpun dan tidak pernah kehabisan kasih sayang untuk semua orang. Selain itu ketika berbicara dengan pasiennya ia selalu menggunakan kontak mata yang menandakan bahwa Ia sangat respectdengan pasiennya. Dan hal ini terbukti berhasil untuk menarik pasien dan masyarakat untuk percaya dengan Ibu Robin.

Tentu saja apa yang dilakukan oleh Ibu Robin adalah salah satu bentuk Komunikasi Lingkungan dan Kesehatan, karena membantu memberi sarana bagi ibu yang akan melahirkan terutama bagi keluarga yang kurang mampu. Selain itu lungkungan dan kesehatan sangat terbanu dengan peran langsung orang-orang seperti Ibu Robin.

Dari data yang saya peroleh dari pencarian di internet. Saya bisa menyimpulkan bahwa Ibu Robin cepat diterima oleh masyarakat karena sebelumnya atau beberapa tahun sebelumnya, ibu Robin sudah menetap di Bali. Maka, akan lebih mudah bagi Ibu Robin untuk menyampaikan pendapatnya dan gagasannya. Apalagi sebelumnya Ibu Robin aktif membantu ibu yang akan bersalin bahkan dukun beranak pun meminta pertolongan dengan Ibu Robin. Warga masyarakat sebelumnya sudah memiliki informasi mengenai Ibu Robin. Ketika gagasan sudah disampaikan Ibu Robin membuktikan bahwa apa yang Ia lakukan hanya untuk tujuan sosial tanpa maksud untuk mencari keuntungan secara pribadi. Perlahan, usaha Robin mulai diketahui dan banyak volunteer yang dengan suka rela membantu Ibu Robin tanpa bayaran yang tetap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun