Mohon tunggu...
Wawan Prasetyo
Wawan Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Pendidikan Ekonomi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung

Sedang memperjuangkan gerakan koperasi melalui KOPMA Bumi Siliwangi UPI. Segera memulai pencarian makna hidup dan berkarya di Pemuda Bakti Banua dan Global Islamic Boarding School.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Membaca Sinyal, Membaca Perubahan

23 Januari 2021   23:46 Diperbarui: 23 Januari 2021   23:49 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku rekomendasi bacaan terkait tulisan. (Mizan)

Perubahan hadir tiap waktu ke waktu. Sebagai agen perubahan, kita tidak pernah mampu dan sanggup untuk menghindari perubahan. Era disrupsi menunjukkan adanya ancaman yang datang dari lawan-lawan yang tidak terlihat, bahkan yang semula tidak kita anggap sebagai saingan merupakan karakteristik dari era disrupsi. Istilah disrupsi diperkenalkan oleh guru besar Harvard Business School, Clayton M. Christensen dalam buku berjudul The Innovator Dilemma (1997).

Disrupsi tidak hanya sekedar perubahan, tetapi perubahan besar yang mengubah tatanan kehidupan. Teori disrupsi tidak semata berfokus pada dunia bisnis, tetapi juga komunikasi dan para ahli meyakini bahwa perkembangan dunia digital mempercepat proses disrupsi.

Dunia perkuliahan bukan hanya sekedar mengupgrade keilmuan dan wawasan kita atau berfokus pada aspek akademis. Membangun jaringan bagi setiap mahasiswa menjadi suatu kewajiban untuk memiliki banyak koneksi, mendapatkan berbagai informasi hingga membangun reputasi yang baik. Pakar Komunikasi, Aqua Dwipayana menyatakan bahwa bertambahnya jaringan atau relasi akan menambah peluang usaha untuk semakin berkembang serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi.

Kemampuan berjejaring yang baik dapat meningkatkan kualitas berkomunikasi sehingga mampu membangun personal branding serta mendapat banyak masukan informasi yang dinilai dapat mendekatkan kita dengan peluang kerja serta pengembangan karir.

Mahasiswa dikenal sebagai agen perubahan yang idealis dan visioner, sudah semestinya mahasiswa berprinsip Tomorrow is Today. Membaca, mengekploitasi dan mengendalikan masa depan bukan dilakukan pada hari esok, melainkan hari ini. Keidealisan yang dimiliki mahasiswa sudah semestinya digunakan untuk menghadirkan masa depan pada hari ini. Sehingga tidak gagap dan terpinggirkan ketika suatu perubahan besar terjadi.

Kemampuan networking dimanfaatkan untuk membaca sinyal-sinyal perubahan di era disrupsi. Perpaduan antara komunikasi dan kolaborasi akan memperluas peluang baru dalam upaya mencapai tujuan hidup setiap individu dan organisasi.

Networking merupakan nilai tambah. Dengan demikian, bijak kiranya kita berbenah dan mempersiapkan masa depan mulai hari ini. Sebab perubahan tidak mengetok pintu saat bertamu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun