Mohon tunggu...
Wawan Fun Tahsin
Wawan Fun Tahsin Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Penyuluh Agama Islam KUA Mlati

Pria yang sehari-hari ditugaskan memberi penyuluhan Agama ini, prihatin dengan semakin tingginya keretakan rumah tangga. Melalui kompasiana ia ingin berbagi tentang serba-serbi pembelajaran hidup khususnya yang menyangkut kerumahtanggaan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Powerfull Communication dengan Imaginer

4 Oktober 2022   10:28 Diperbarui: 4 Oktober 2022   11:20 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kegiatan belajar mengajar merupakan sarana yang pokok dalam pendidikan. Dalam interaksi antara pendidik dengan peserta didik hendaknya diejawantahkan pendekatan komunikasi yang berdaya. 

Powerful communication ialah komunikasi yang berdaya dari segi ketercapaian tujuan komunikasinya. Secara teoritis, bila kita mengajar dengan suara yang datar peserta didik akan menerima pesan 17%, bila kita mengajar dengan intonasi maka pesan yang akan diterima 38%,  kombinasi suara yang jelas dan intonasi yg variatif memungkinkan peserta menerima pesan akumulatif 17%+ 38% = 55% (lima puluh lima persen). Sedangkan bila pendidik menyampaikan dengan gerakan maka peserta akan menerima pesan 45%. Sehingga apabila dalam mengajar dikombinasikan antara suara, intonasi, dan gerakan maka peserta didik akan menerima pesan 100%, yakni 17% suara ditambah 38% intonasi dan 45% gerakan.

Rumusan tersebut kami terjemahkan dalam akronim. IMAGINER yakni IM =ilate muni atau suara yang lantang, AG = Awake Gerak atau diiringi dengan gerakan, IN = Ikhlas Nampane atau positif thingking dan ER = Enak Rasane atau pembelajaran efektif.

Ikhlas Nampane atau berfikir positif perlu dibangun diantara peserta didik. Karena boleh jadi terjadi blocking, atau barrier dari peserta didik sehingga proses komunikasi tidak tercapai. Diantara yang bisa memblockinh peserta terwakili melalui ungkapan : "kecil", "sudah pernah", "gitu aja", dll. Hendaklah disadarkan bahwa setiap peserta mestilah menyiapkan diri lahir dan bathin unyuk menerima materi pada sesi tersebut. Barilah ketika peserta sudah membuka diri atau istilahnya "menyiapkan gelas kosong" , materi diberikan.

Apabila ketiganya bisa diimplementasikan, ilate muni, awake gerak, ikhlas nampane maka terjadilah pembelajaran efektif. Pendidik akan maksimal menyampaikan materi, peserta didik akan menerima materi dengan optimal, bahkan bisa mengajarkan lagi kepada sebaya atau murid dari peserta.  Selamat mencoba.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun