Mohon tunggu...
WawanAdalah
WawanAdalah Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Pribadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Fotografer

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Camkan Ini! Referendum Aceh Beda dengan Tim-Tim

31 Mei 2019   13:42 Diperbarui: 31 Mei 2019   13:59 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.bbc.com 

Indonesia kembali diguncang isu referendum. Padahal, semangat persatuan dan persaudaraan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia senantiasa berdiri kokoh.

Adalah Muzakir Manaf yang akrab disapa Mualem. Mantan Wakil Gubernur Aceh ini sempat menyerukan referendum Aceh. Mualem berasumsi, jika Timor-Timur (TimTim) bisa referendum, kenapa Aceh tidak bisa?

Jika referendum terjadi, maka pilihannya hanya dua, tetap bertahan menjadi bagian dari NKRI atau lepas. Bahkan, mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) ini, melihat kondisi Indonesia saat ini hanya dari sudut pandang lain.

Jika Mualem melihat Indonesia diambang kehancuran, kemudian menilai tidak lama lagi Indonesia akan dijajah oleh asing. Bisa jadi, Mualem melihat dari kondisi momentual yang tengah terjadi.

Politik nasional misalnya, tapi tidak seharusnya mengambil sikap untuk referendum.

Apa bedanya dengan TimTim? Jelas beda. Referendum TimTim tidak terlepas dari gejolak Orde Baru. Artinya, kondisi ekonomi yang buruk pada saat itu, menjadi alasan fundamental bagi TimTim minta melepaskan diri dari NKRI.

Meskipun secara resmi referendum itu terjadi di usia awal Reformasi.

Selain isu buruknya ekonomi nasional Orde Baru, masih banyak lagi kondisi bangsa yang menjadi alasan TimTim. Tapi hal itu beda dengan kondisi Indonesia saat ini.

Pertama, soal ekonomi nasional. Indonesia masih menjadi salah satu negara di Asia yang tingkat ekonominya membaik. Meskipun ada hiruk-pikuk didalamnya, tapi kita yakin Indonesia mampu melewati itu semua.

Kedua, kekuatan dan ketahanan nasional. Kita telah saksikan bersama, bagaimana tingginya jiwa nasionalisme aparat TNI dan Polri yang menjaga Indonesia dari perbatasan. Juga masyarakat, mencintai Tanah Air dari Sabang sampai Merauke.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun