Mohon tunggu...
Wawan Kurn
Wawan Kurn Mohon Tunggu... Administrasi - Belajar Menulis, Senang Membaca, Hobi Memancing. Dapat dikunjungi di www.wawankurn.com

Belajar Menulis, Senang Membaca, Hobi Memancing. Dapat dikunjungi di www.wawankurn.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

BPJS Kesehatan dalam Genggaman dan Kecaman yang Keliru

22 Desember 2018   08:50 Diperbarui: 22 Desember 2018   09:01 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : redtri.com

Beberapa bulan yang lalu saya baru saja merasakan pengalaman bersama BPJS Kesehatan. Bermula saat mengikuti sebuah kegiatan di Bali bersama salah seorang teman saya, lalu saat perjalanan pulang dia merasakan penyakit lamanya kambuh dan kondisi tubuhnya tampak begitu mengkhawatirkan. 

Wajahnya pucat, keringatnya membasahi tubuh, suaranya melemah, makan dan minum dia rasa sulit. Beruntung, dia masih punya kekuatan untuk bertahan di bandara, parahnya lagi, pesawat yang kami tumpangi mengalami delay selama kurang lebih satu jam.

Selama masa menunggu pesawat kami yang delay, saya berusaha mencari informasi dan berbagai hal terpenting yang bisa saya lakukan. Saya menghubungi keluarga terdekatnya, meminta tolong teman untuk segera menjemput di bandara, dan mencari rumah sakit yang mudah kami jangkau. 

Hingga kami dipanggil naik ke pesawat, teman saya hanya sempat minum setengah botol air mineral dan dua atau tiga potong biskuit. Dengan tenaga yang tersisa, dia mencoba berjalan dengan pelan menuju pesawat dan duduk di kursi yang dekat dengan jendela. Saya duduk di sampingnya, di perjalanan kulihat dia mengigil kedinginan.  

Saat tiba di bandara Sultan Hasanuddin, salah seorang teman yang menjemput langsung membawa kami ke salah satu rumah sakit terbaik di Makassar. Saya sendiri telah menghubungi pihak rumah sakit sejak di bandara saat kami terjebak delay. Baru setelah dekat dari rumah sakit, saya baru mengingat untuk bertanya pada teman saya tentang kartu BPJS.

"Ada ji kartu BPJS ta'?"  (Apakah kamu punya kartu BPJS?" 

Sebelumnya saya juga membawa salah seorang teman ke rumah sakit dan terbantu dengan adanya BPJS. Urusan adminstrasi serta pembayaran menjadi lebih mudah dan murah dengan BPJS. Saat bertanya tentang BPJS, teman saya terlihat berpikir lalu meminta tolong untuk memeriksa dompetnya yang dia simpan di dalam ranselnya. 

Saya pun membuka dan mencari kartu BPJS di antara sejumlah kartu identitas dan kartu lainnya. Tapi setelah mencari dengan teliti, saya tak menemukan kartu BPJS itu sama sekali. Belum sempat saya bertanya padanya, dia langsung angkat bicara.

"Sepertinya hilang ki memang kartu BPJS-ku! Tapi ada ji dulu."

Saya menenangkannya sembari mencari solusi dan mencoba membicarakannya dengan pihak rumah sakit. Saya bertanya-tanya dalam hati, "Apakah kartu BPJS saya bisa digunakan teman saya ya?" 

Tapi pihak rumah sakit menolak ide saya dan menyarankan untuk mengurus kartu teman saya yang hilang di kantor BPJS atau mencoba mencarinya sekali lagi. Pihak rumah sakit juga memberi kami waktu, jika tidak terpenuhi maka fasilitas itu tidak akan berlaku.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun