"Dimasa lampau, saya sendiri juga pernah masuk dunia pengangguran yang berlangsung beberapa tahun. Bukan hal mudah pada situasi itu, menyalahkan keadaan eksternal bukanlah solusi, namun seberapa besar kita berusaha bangkit"
Pengangguran adalah sebuah keadaan yang sama sekali (terutama pria) tidak diharapkan, menjadi periode sulit penuh tantangan. Bukan hanya karena hilangnya pekerjaan sumber penghasilan, tetapi juga karena berbagai permasalahan psikologis dan kebiasaan buruk yang muncul tanpa disadari malah mempersulit untuk segera bangkit.
Saat nganggur, orang cenderung menyalahkan keadaan eksternal yang tidak mendukung sebagai penyebab utama. Namun perlu juga mengevaluasi akar masalah internal diri agar segera berubah.
Saat nganggur, seringkali muncul "penyakit" diri yang seolah menjadi alasan untuk nganggur. Menyalahkan faktor eksternal tidak menjadi solusi. Memperbaiki akar masalah diri akan lebih efektif memperbaiki keadaan.
1. Kehilangan Motivasi
Saat bangun tidur, hanya dianggap waktu untuk menunggu tidur lagi. Sama sekali tidak memiliki aktivitas positif, planning kerja minimal untuk hari itu. Sulit memulai aktivitas, mencari pekerjaan, atau bahkan melakukan hal-hal yang dulu disukai. Perasaan tidak berdaya dan putus asa melumpuhkan semangat.
Memperbaiki motivasi adalah hal penting, perkuat niat, cari mentor yang suportif untuk menumbuhkan kembali semangat diri, dekat orang-orang baik, tambah literasi. Impian bisa tercapai bukan dengan tidur terus, namun segera bangkit bergerak.
2. Gengsi/Malu, Malas Bekerja Jika Kerja Kasar atau Upahnya Kecil
Merasa malu atau gengsi dengan status pengangguran, terutama jika dibandingkan dengan teman atau keluarga yang bekerja. Ini bisa menghambat keinginan untuk mencari pekerjaan yang sesuai.
Gengsi pula pada pekerjaan kasar karena terbiasa kerja enak nyaman, sehingga tidak diambil. Malas pula meneria kerja jika upahnya kecil. Hal ini terkait dengan pesimis diri pada  kekurangan daripada potensi manfaat, pengalaman dan relasi.
Disaat genting perlu fleksibilitas diri dalam menerima keadaan/pekerjaan sebagai batu loncatan. Berkomunikasi dengan orang terdekat atau keluarga, perluas jaringan, dan jangan ragu mencoba pekerjaan serabutan, paruh waktu atau freelance, yang dianggap mampu dikerjakan.