Di tengah tantangan zaman yang makin kompleks, kesehatan mental emosional anak menjadi perhatian utama. Berdasarkan rumusan yang dikembangkan UNESCO dan Mahatma Gandhi Institute of Education, kemampuan Empathy, Compassion, Mindfulness, dan Critical Inquiry (EMC2) diyakini memiliki peran krusial dalam menumbuhkan kesejahteraan psikologis siswa, terutama di tingkat sekolah dasar.
Masa pendidikan awal, dari usia dini hingga sekolah dasar, merupakan periode krusial bagi anak untuk pertama kali memahami ilmu pengetahuan sekaligus menjadi fondasi utama pembentukan karakter mereka (Latief). Pendidikan di usia prasekolah mengenalkan interaksi dengan lingkungan sekitar sejak dini dan memberikan pembelajaran yang berkualitas sebagai bekal pendidikan yang baik (Serpara).
Di era abad ke-21 ini, pendidikan memegang peranan penting dalam memastikan siswa memiliki kemampuan belajar dan berinovasi, mahir dalam teknologi informasi dan media, serta memiliki keterampilan hidup relevan untuk bekerja dan bertahan, sebagaimana tertunag pula dalam  paradigma pembelajaran abad ke-21 Kemdikbud.
Kualitas pembelajaran sangat ditentukan oleh peran guru sebagai fasilitator. Selain itu, pengembangan dan penerapan aspek sosial emosional bagi guru dan siswa juga menjadi faktor non-akademik yang mendukung konsep pendidikan abad ke-21. Kerja sama erat antara guru dan orang tua sangatlah penting dalam perkembangan sosial emosional anak usia sekolah dasar (Marzuki).Â
Hal ini juga mencakup kesadaran dan tanggung jawab guru sebagai figur teladan yang akan dicontoh oleh siswa dalam setiap tindakan dan perilakunya.
Kesejahteraan Psikologis
Evan & Greenway menjelaskan, kesejahteraan psikologis adalah komponen penting yang harus ditumbuhkan pada individu agar mereka dapat menguatkan keterikatan secara penuh untuk mencapai potensinya dan menghadapi tanggung jawabnya.
Pengembangan kesadaran dan tanggung jawab termasuk kesadaran akan tanggung jawab mengendalikan dan mengontrol emosi secara efektif dalam berbagai situasi kehidupan, situasi menyakitkan; kesadaran akan tanggung jawab menjalin harmoni dengan orang lain dengan meningkatkan komunikasi; dan kesadaran tanggung jawab menghormati lingkungan (Rukaesih)
EMC2
UNESCO dan Mahatma Gandhi Institute of Education mengidentifikasi Empathy, Compassion, Mindfulness, dan Critical Inquiry (EMC2) sebagai kompetensi kunci dalam pendidikan dan interaksi sosial.
Empati, sebagai bagian dari kesadaran sosial, adalah kemampuan memahami sudut pandang orang lain.