Anak adalah tunas yang harus benar-benar dipupuk dalam masa pertumbuhannya. Selain kesehatan fisik yang harus senantiasa dijaga, kesehatan mental merupakan hal sangat penting penentu kehidupan dimasa depan.
Menurut WHO, usia 10-24 tahun merupakan fase kritis dimana pada fase tersebut terjadi perubahan fisik, fisiologis, psikologis dan perilaku. Sehingga usia tersebut merupakan usia yang rentan dengan lingkungan intrinsik maupun ekstrinsik.Â
Fase usia kritis merupakan fase penentuan apakah seorang anak/remaja akan menjadi dewasa yang produktif dan memiliki kesehatan yang baik di masa depan. Penyebab kematian terbanyak adalah akibat kecelakaan lalu lintas, infeksi saluran nafas dan penggunaan obat-obatan terlarang.
Edukasi tidak hanya terbatas pada lingkungan sekolah dan pendidikan formal. Edukasi yang paling penting adalah edukasi yang dapat membentuk kesehatan mental yang baik.
Kesehatan mental yang baik adalah karakter yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat memenuhi banyak fungsi dan aktifitas dalam hidup, yaitu kemampuan untuk belajar, kemampuan untuk merasakan, kemampuan untuk mengungkapkan dan mengendalikan emosi yang positif maupun negatif dan kemampuan untuk menjaga dan memiliki hubungan yang baik dengan orang lain
Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kasus gangguan mental dimulai pada usia 14 tahun. Apabila gangguan mental sudah muncul, maka akan mempengaruhi tingkah laku anak sehingga sulit untuk dikendalikan apabila tidak segera diberikan tindakan.
Hal yang Harus Diperhatikan Orang Tua
- Permasalahan muncul pada berbagai tempat seperti, sekolah, rumah, dengan teman bermain.
- Terjadi perubahan pada selera makan dan pola tidur
- Penarikan diri dari lingkungan sosial atau takut terhadap sesuatu hal yang tidak sewajarnya
- Anak memperlihatkan perilaku gundah seperti sedih atau menyendiri
- Tanda-tanda menunjukan prilaku destruktif seperti memukul kepalanya sendiri dan kecenderungan melukai diri sendiri
Perilaku Kognitif Anak dan Remaja
Perilaku kognitif anak mencakup proses mental seperti belajar, mengingat, memecahkan masalah, berpikir logis dan abstrak, berbahasa, serta berkreasi. Kemampuan ini berkembang seiring usia, dipengaruhi faktor bawaan dan lingkungan.
Contohnya termasuk mengenali objek, memahami instruksi, meniru, bertanya, menyusun balok, dan menceritakan cerita. Perkembangan kognitif penting sebagai dasar belajar, bersosialisasi, dan menghadapi tantangan di masa depan.
Perkembangan kognitif remaja ditandai dengan kemampuan berpikir abstrak dan hipotetis, pemikiran yang lebih kompleks dan multidimensional dengan mempertimbangkan berbagai perspektif, serta peningkatan dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang lebih matang, yang mempersiapkan mereka menghadapi kehidupan dewasa.