Mohon tunggu...
udin utomo
udin utomo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Survei Indikator: Ketika Perindo Lancang pada Seniornya

12 Oktober 2017   04:43 Diperbarui: 12 Oktober 2017   05:43 1628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instagram.com (@PartaiPerindo)

Lahirnya Partai Politik baru akan menjadi tantangan yang sangat berat di tengah apatismemasyarakat akan realitas parpol saat ini yang cenderung korupstif dan pragmatis. Pandangan negatif terhadap partai politik saat ini seakan tak bisa disembuhkan. Rakyat seakan lelah dan jengah dengan bualan dan janji-janji manis yang selalu didengungkan para politisi zaman now.

Atas realitas ini, partai politik yang baru lahir mengalami kesulitan untuk meraih simpati publik. Akibatnya, dalam dekade terakhir ini, tidak banyak partai politik lahir.

Situasi ini berbanding terbalik dengan pasca Orde Baru jatuh, para politisi berbondong-bondong mendirikan partai. Lihat saja bagaimana situasi politik menjelang Pemilu 1999. Tercatat setidaknya ada 181 partai yang lahir. Mereka semua saling berebut untuk lolos menjadi partai peserta pemilu 1999. Namun sayang, yang lolos hanya 48 partai.

Semangat mendirikan parpol juga sama ketika menjelang Pemilu 2004. Tercatat ada 164 partai mendaftar, namun hanya 24 partai yang bisa mengikuti pemilu.

Pada Pemilu 2009 mulai terasa berkurang jumlah partai politik baru, kendati jumlah peserta pemilu justru mengalami kenaikan menjadi 38 partai.

Terakhir di Pemilu 2014. Tidak lebih dari lima partai politik baru yang mencoba bertarung, namun hanya satu partai yang berhasil lolos menjadi peserta pemilu dan mendapat kursi di DPR.

Dari sekian partai baru di atas, baik yang berjuang untuk menjadi peserta pemilu 1999, 2004, 2009 dan 2014, terlihat sangat sulit meraih simpati masyarakat.

Bagaimana tidak, mereka mendirikan partai seolah hanya untuk kepentingan jabatan. Kepentingan kursi legislatif maupun eksekutif di berbagai daerah. Yang mereka jual ke publik hanyalah "produk gagal" Orde Baru, namun mereka diam dan tidak berbuat apa-apa. Yang terjadi, masyarakat hanya memandang mereka sebelah mata.

Akan tetapi, fenomena sulitnya parpol baru dalam meraih simpati masyarakat tidak berlaku bagi Partai Persatuan Indonesia (Perindo).

Tidak sulit bukan berarti tanpa hambatan dan rintangan. Segala macam rintangan telah dihadapi Perindo. Mulai dari fitnah, hoax dan sumpah serapah telah menghampiri partai besutan Hary Tanoe itu. Namun, Perindo tidak memilih untuk meladeni gelombang serangan yang tak penting itu. Hal paling penting bagi Perindo adalah, tetap fokus berbuat untuk rakyat. Mengentaskan kemiskinan, mengurangi angka pengangguran hingga akhirnya mereka sejahtera.

Komitmen Partai Perindo untuk mewujudkan Indonesia Sejahtera bukan hanya cuap-cuap belaka. Tapi hal itu semua benar-benar mereka perjuangkan. Akhirnya, kini elektabilitas Perindo benar-benar mengagumkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun