Mohon tunggu...
Wasiat Kumbakarna
Wasiat Kumbakarna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

melihat sesuatu dengan lebih cerdas dan tenang

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilpres Sudah Benar di Ranah Hukum, Perlukah BIN Turun?

14 Agustus 2014   23:54 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:31 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Proses Pilpres 2014 yang kini sudah sampai tingkatan Mahkamah Konstitusi (MK) terus menggelinding bak bola panas. Gerakan bola panas tersebut lama-lama semakin tak teratur atau memang sengaja dibuat tak teratur. Banyak pihak coba dikenai bola panas, tak terkecuali Badan Intelijen Negara alias BIN. Ini sehubungan dengan desakan dua Jenderal Purn. Djoko Santoso dan Junus Yosfiah.
Djoko dan Yunus mendesak BIN mengusut dugaan keterlibatan oknum aparat kepolisian dalam pilpres 9 Juli 2014 lalu. Baik Djoko maupun Yunus merujuk pada fakta yang terungkap dalam kesaksian sidang sengketa pilpres di MK.
Djoko mengungkapkan, ada enam saksi dari Papua yang meminta perlindungan kepadanya karena mereka mendapat ancaman setelah memberikan kesaksian. Mereka khawatir akan terjadi sesuatu yang membahayakan diri, sehingga mendatangi Djoko. Djoko juga menambahkan, ada keterlibatan asing dalam pilpres, sehingga masalah pilpres bukan saja masalah menang kalah. Namun karena ada dugaan keterlibatan pihak asing berarti telah mengancam kadaulatan negara.
Perlukah BIN ikut campur?
Kalau menurut hemat saya, sudah benar proses Pilpres 2014 di ranah hukum, di MK. Semua pihak bisa beradu bukti yang mereka punyai dalam bingkai konstitusi. Tak ada yang salah dengan Prabowo yang menuntut dan tidak juga salah kubu Jokowi yang berusaha mempertahankan “kemenangan”-nya.Semua sudah benar di treknya. Jika lah terbukti ada kecurangan, ya silakan dilanjutkan dengan prosedur sesuai hukum.
Mengenai BIN, saya kira sebagai badan intelijen yang profesional dan memiliki integritas tinggi terhadap konstitusi, tentunya BIN sudah, sedang, dan akan selalu bertindak atas dasar kepentingan nasional. Lagipula jika ya ada kecurangan di Pilpres lalu, bukankah seharusnya BIN lebih tahu dari kedua kubu capres sekalipun? Namanya juga intelijen kan!
Yang pasti, BIN selalu melaporkan setiap perkembangan kepada presiden Republik Indonesia sebagai atasan dan user-nya, sebagaimana diatur undang-undang.
Mengenai Djoko dan Yunus yang meminta BIN mengusut Pilpres, kedua beliau seharusnya lebih tahu dari siapapun untuk tidak mencoba “menyeret-nyeret” lembaga negara ke dalam konflik Pilpres. BIN tentunya harus netral dan berdiri atas nama kepentingan nasional, bukan pribadi atau kelompok!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun