Mohon tunggu...
Wasiat Kumbakarna
Wasiat Kumbakarna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

melihat sesuatu dengan lebih cerdas dan tenang

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Menakut-nakuti Rakyat?

12 November 2016   10:03 Diperbarui: 12 November 2016   10:28 1584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: www.m.tempo.co

Jadi presiden itu memang sering kali serba salah. Melakukan A, dibilang B. Melakukan B, dibilang A. Ini berhubungan dengan Presiden Jokowi yang tiga hari belakangan melakukan konsolidasi dengan berbagai elemen TNI-Polri (Kopassus, Brimob, dan Marinir), dan juga melakukan safari pertemuan dengan berbagai elemen Islam.

Soal safari pertemuan dengan berbagai elemen Islam, para ulama, dibilang telat dan tidak tepat sasaran. Mestinya, kata para tukang komen (hehe), Jokowi menemui ulama yang berdemo pada 411. Lho, kan yang berdemo pada 411 itu umat Islam, dan yang diundang dan didatangi kan ulama-ulama yang merepresentasikan mayoritas umat Islam.

Salahnya di mana ya? Apa karena Jokowi tidak mengundang FPI dan tokoh-tokoh utama 411 seperti Ustadz Bachtiar Nasir dan Habib Rizieq? Tunggu lah dulu, sabar. Pesan utamanya adalah Jokowi menunjukkan bahwa ia menghormati para ulama. Tak seperti yang dituduhkan orang-orang. Itu poinnya. Terimalah dulu poin itu!

Konsolidasi Kopassus-Brimob-Marinir

Lalu kegiatan konsolidasi dengan mengunjungi markas Kopassus, Brimob, dan Marinir, para tukang komen berkata, Jokowi sedang menakut-nakuti rakyat. Alamak! Mbokya jangan curiga melulu!

Begini lho ya menurut saya, Jokowi itu presiden yang background bukan militer. Jika dilihat perjalanan kepemimpinannya selama ini, Jokowi memang terkesan agak “berjarak” dengan militer. Nah, momen kali ini dimanfaatkan oleh Jokowi untuk dekat dengan militer dan Brimob juga. Itu penting dilakukan Jokowi untuk menjaga kesolidan aparat keamanan dalam upaya menjaga NKRI ini tetap aman. Salahkah? Ya, tidak lah!

Lagipula, tidak perlu kita naïf. Memang benar ada ancaman lengserkan Jokowi. Itu tidak boleh terjadi. Lengserkan saja Jokowi 2019 nanti lewat pemilu. Tapi tidak boleh di tengah jalan. Mengapa? Karena cost politic dan cost social-nya terlalu mahal. Demokrasi kita jadi mengalami setback lagi. Bukankah kita sudah sepakat untuk menjaga demokrasi lima tahunan dan membuang jauh-jauh kebiasaan kudeta?

Nah, dalam konteks itu, Jokowi melakukan konsolidasi dengan Kopassus, Brimob dan Marinir di antaranya. Bukan mau nakut-nakutin rakyat! (WK)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun