Mohon tunggu...
Wasiat Kumbakarna
Wasiat Kumbakarna Mohon Tunggu... karyawan swasta -

melihat sesuatu dengan lebih cerdas dan tenang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Isu SARA di NTT, Lawan Upaya "Adu Domba!"

14 Desember 2016   14:48 Diperbarui: 14 Desember 2016   15:03 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tiba-tiba saja, tak ada angin tak ada hujan, seorang lelaki bernama Irwansyah (21) melakukan penusukan terhadap 7 siswa SD kelas 5 di Sabu Barat, Kabupaten Sarai, NTT. Si pelaku adalah pendatang asal Depok, Jawa Barat yang berjualan barang kelontong. Dipicu oleh isu SARA, ada yang menyebut pelaku adalah teroris, ribuan orang mendatangi polsek tempat pelaku ditahan dan menghakiminya sampai tewas.

Hhhhh…

Bangsa ini sedang diuji! Itu tak perlu ditutup-tutupi. Orang bisa mudah menunjuk hidung siapa pemicu berbagai permasalahan bangsa yang belakangan muncul. Namun, alih-alih menjadi solusi, menunjuk hidung pemicu permasalahan hanya akan menimbulkan masalah baru atau memperkeruh keadaan. Sementara itu, yang dibutuhkan saat ini kebesaran jiwa dari seluruh anak bangsa untuk secara jernih memandang berbagai permasalahan yang muncul. Tidak mudah terprovokasi dan jangan mau “diadu-domba!”

Pelaku bukan teroris tapi gila

Walau pihak kepolisian sudah menjelaskan bahwa pelaku bukanlah teroris tetapi gila, walau tokoh agama juga sudah berusaha menenangkan massa, tetap saja pelaku dihakimi sampai tewas. Dan yang lebih mengkhawatirkan lagi, isu SARA ditiupkan oleh pihak-pihak tak jelas dan bahkan dihubungkan dengan kasus Ahok di Jakarta.

Hal itu menunjukkan betapa jelasnya ada pihak ketiga yang ingin memecah belah persatuan bangsa Indonesia. Ada pihak-pihak yang mencoba mengadu domba antarsuku, etnis dan agama agar saling curiga lalu berbenturan. Pada titik inilah seluruh elemen bangsa harus bisa menunjukkan kematangan diri dalam menghadapi permasalahan.

Tokoh agama NTT bersatu redam isu

Untung saja pemerintah daerah dan tokoh agama cepat bertindak meredam isu SARA di NTT pasca tindakan kriminal penusukan terhadap 7 siswa SD. Tokoh-tokoh agama di NTT saling berkoordinasi untuk memastikan toleransi dan kerukunan tetap terawat.

Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT), Pdt DR Merry Kolimon, dalam seruannya mengecam tindakan dan mengimbau jemaat dan masyarakat luas tidak terprovokasi.

“Kami minta agar umat lintas beragama di Sabu saling menjaga untuk memelihara kerukunan dan bersama-sama bersuara menuntut keadilan bagi anak-anak kita. Mari kita jaga Pulau Sabu dan NTT sebagai rumah bersama."

Sementara, Majelis Ulama (MUI) Provinsi NTT dalam seruannya yang ditanda-tangani H. Abdul Kadir Makarim (Ketua) dan H. Mandarlangi Pua Upa, MM (Sekretaris), menyatakan: "Anak adalah aset bangsa dan merupakan pelanjut peradaban bangsa. Oleh karena itu segala bentuk kekerasan terhadap anak akan merusak masa depan bangsa Indonesia."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun